Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Senada, Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana juga meyakini JV yang dibentuk untuk mengelola gudang logistik modern tersebut akan mampu meningkatkan kinerja ASII di masa mendatang.
Sedangkan untuk tahun ini, berlanjutnya insentif PPnBM DTP di sektor otomotif serta harga batubara yang masih berada di level atas bakal jadi katalis positif bagi ASII, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) selaku anak usahanya.
Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana menambahkan bahwa konglomerasi ASII yang sebagian ditopang oleh lini penjualan otomotif terpapar untung dari pulihnya ekonomi yang menaikkan pembelian kendaraan bermotor. Di sisi lain, harga komoditas tambang dan sawit juga mendatangkan keuntungan bagi UNTR dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
Sedangkan untuk segmen pergudangan dan logistik, Wawan mengatakan bahwa hal itu bukan menjadi lini utama ASII. Meski begitu, ekosistem yang dimiliki oleh ASII akan memberikan nilai lebih kepada para pelanggannya. Terlebih, aktivitas di sektor logistik mengalami kenaikan seiring pemulihan ekonomi.
"ASII salah satu emiten yang diuntungkan oleh naiknya komoditas dan recovery ekonomi. Dalam jangka panjang (segmen gudang-logistik) dapat memberikan kontribusi pada pendapatan ASII, tetapi lebih sebagai sinergi dengan ekosistem yang ada. Kalau sebagai stand alone, saya rasa kecil," terang Wawan.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham MEDC Usai Mengakuisisi ConocoPhillips Indonesia Holding
Merujuk data Bursa Efek Indonesia via RTI Business, saham ASII hingga penutupan perdagangan Rabu (9/2) terpantau tidak bergerak, tetap di level Rp 5.550.
Melihat prospek bisnis ASII, Wawan memberikan rekomendasi buy dengan target harga Rp 6.000 hingga akhir tahun 2022. Sementara Raditya menyarankan agar melakukan pembelian secara bertahap. Mengingat ASII dinilai masih berada dalam tren turun, meski secara fundamental masih kuat.
Menurut Raditya, support terdekat berada di level Rp 5.375 dan resistance terdekat di Rp 5.675. "Apabila mampu breakout resisten tersebut, kami proyeksikan ASII akan menuju level 6.475," ujar Raditya.
Sedangkan Ivan menilai pergerakan saham ASII menarik untuk dilakukan akumulasi pada area Rp 5.300-Rp 5.500, yang mana saat ini hampir menyelesaikan fase koreksi. Indikasi bullish divergence pada MACD yang terlihat di chart 4H dengan target jangka pendek di Rp 6.000. Adapun target hingga akhir tahun 2022 berada di Rp 6.750
Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga berpandangan bahwa saham ASII saat ini diperkirakan sedang pada awal fase uptrend. "Hal ini tampak dari pergerakan MACD dan Stochastic, para pelaku pasar dapat trading buy di ASII dengan target kami perkirakan berada pada 5800-6050," pungkas Herditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News