Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot tercatat menguat tipis 0,19% ke Rp 14.993 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (27/6). Sementara itu, pada Senin (26/6), rupiah melemah 0,15% ke Rp 15.022 per dolar AS.
Alhasil, sepanjang dua hari perdagangan pekan ini, rupiah cenderung sideways dengan penguatan sebesar 0,03% dari level penutupan Jumat (23/6) di Rp 14.999. Sementara berdasarkan Jisdor Bank Indonesia, rupiah di dua hari terakhir justru melemah tipis 0,013% ke Rp 15.000, dari penutupan pekan lalu di Rp 14.998 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah cenderung bergerak menguat tipis hari ini setelah pemerintah China mengintervensi pasar keuangan untuk memperkuat nilai tukar yuan. Sebagian besar mata uang Asia terdorong menguat akibat intervensi ini.
Pada dua hari terakhir, terlihat bahwa rupiah cenderung bergerak sideways menjelang libur panjang meskipun ketidakpastian global meningkat. "Hal ini mungkin disebabkan oleh para investor yang sudah mengambil posisi pada Jumat lalu," kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (27/6).
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,17% ke Rp 15.000 Per Dolar AS, Selasa (27/6)
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, pelemahan dolar AS pada hari ini disebabkan oleh sikap para pelaku pasar yang menunggu rilis data indeks PCE inti AS. Data yang bakal dirilis pada Jumat (30/6) ini dapat menentukan waktu kenaikan suku bunga Federal Reserve di masa depan.
Namun, Ibrahim melihat pasar akan cenderung risk-off untuk beberapa waktu ke depan. Pasalnya, ketegangan geopolitik ini antara Rusia dengan kelompok tentara bayaran Wagner diragukan akan hilang dengan cepat.
"Selain peristiwa di Rusia, sentimen lainnya berasal dari adanya kekhawatiran atas inflasi dan potensi bank sentral, khususnya The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," tutur Ibrahim.
Baca Juga: Kurs Rupiah Spot Menguat ke Rp 14.993 Per Dolar AS, Selasa (27/6)
Untuk pekan depan, Ibrahim memprediksi rupiah kemungkinan besar akan berfluktuasi dengan potensi menguat ke Rp 14.850 per dolar AS dan melemah ke Rp 15.030 per dolar AS.
Sementara perkiraan Josua, rupiah akan menguat terbatas seiring dengan potensi penurunan penjualan rumah yang diperkirakan menjadi sinyal perlambatan harga rumah di AS. Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 14.950 per dolar AS-Rp 15.050 per dolar AS pada pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News