Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jajaran emiten perbankan yang tergabung dalam indeks LQ45 telah merilis laporan keuangan sepanjang 2020. Teranyar, ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang membukukan laba bersih menjadi Rp 27,1 triliun atau turun 5% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan biaya pencadangan yang lebih tinggi untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset.
Analis Pilarmas Invesntindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, realisasi kinerja perbankan dapat dikatakan berada di bawah ekspektasi pasar. Hal tersebut seiringan dengan komitmen dari perbankan guna mendukung pemulihan dari kredit.
Meski demikian, ia melihat prospek emiten perbankan khususnya yang berada pada indeks LQ45 masih cukup baik pada tahun ini. Adapun pendorongnya yaitu potensi membaiknya kinerja sektor riil yang diharapkan dapat menurunkan rasio kredit bermasalah tidak lebih besar ketimbang pada tahun 2020.
Baca Juga: Investor domestik jadi penopang IHSG
Sampai akhir tahun lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil membentuk pencadangan hingga Rp 64,1 triliun atau setara 248,0% dari nilai non performing loan (NPL).
Selain itu, bank terbesar di tanah air ini juga menjadi bank dengan nilai restrukturisasi kredit imbas pandemi paling tinggi, nilainya mencapai Rp 186,6 triliun ini setara 21,2% dari portofolio kreditnya.
Sementara BBCA, hingga akhir Desember 2020 mencatat restrukturisasi kredit sebesar Rp 104,2 triliun atau sekitar 18% dari total kredit, yang berasal dari sekitar 100.000 nasabah.
Baca Juga: Minim sentimen, IHSG diprediksi melemah lagi pada Rabu (10/2)
Sementara itu,Okie menambahkan, sekarang ini saham perbankan yang tergabung dalam indeks LQ45 juga sudah diperdagangkan pada valuasi yang relatif tinggi. Untuk saat ini, valuasi saham BBCA terbilang berada pada harga yang premium dimana saham tersebut saat ini diperdagangkan pada 4,89 kali PBV.
Sedangkan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diperdagangkan di 1,6 kali PBV, selanjutnya PBV PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di 1,05 kali dan BBRI diperdagangkan pada 2,65 kali PBV.