Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Hargaa Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah di perdagangan awal minggu ini. Dibandingkan perdagangan Jumat lalu, IHSG melemah 0,66% sebesar 41,09 point ke level 6.214,51 dengan nilai penjualan bersih asing Rp 904,49 miliar pada Senin (26/8).
Analis Indo Premier Sekuritas Mino dan Kepala Riset Infovesta Wawan Hendrayana sama-sama melihat IHSG dipengaruhi oleh sentimen perang dagang yang kembali memanas pasca-pembalasan Tiongkok atas kebijakan AS terkait tarif tambahan barang-barang China yang sebelumnya dilakukan oleh Trump.
Baca Juga: IHSG turun dengan net sell Rp 902 miliar pada penutupan perdagangan Senin (26/8)
Menurut Mino saat ini Donald Trump berencana akan menaikkan tarif impor dari China dan menyarankan perusahaan Amerika Serikat (AS) yang berproduksi di China mencari negara alternatif. Tiongkok mengeluarkan pengumuman akan mengenakan tarif impor tambahan baru atas US$ 75 miliar produk AS dengan kisaran tarif 5%-10%.
Pada perdagangan besok, sentimen perang dagang masih akan menjadi sentimen yang mendominasi pergerakan IHSG. Wawan memaparkan, dari sisi domestik belum ada katalis yang dapat menggerakkan bursa. Saat ini menurut Wawan, investor sedang menunggu rilisnya data makro yang baru akan rilis akhir bulan nanti.
Di sisi lain, Mino menyampaikan dampak penurunan kembali suku bunga tidak berhasil mendongkrak pergerakan IHSG. Hal ini dibuktikan oleh sektor perbankan yang menjadi salah satu sektor yang paling banyak dijual oleh asing pada perdagangan hari ini.
Baca Juga: IHSG melemah 0,99% ke 6.193 di akhir perdagangan sesi I hari ini
Esok, Mino memproyeksikan IHSG masih akan melanjutkan koreksi dengan support di level 6.170 dan resistance 6.255. Sementara Wawan melihat pada perdagangan esok hari IHSG terdapat potensi untuk mengalami rebound dengan kisaran 6.200–6.250.
Untuk saham yang layak diakumulasikan esok, Mino merekomendasikan ISAT, MAPI, GIAA, AKRA, sementara Wawan merekomendasikan untuk mengakumulasikan saham-saham di sektor consumer goods seperti HMSP dan aneka industri seperti ASII.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News