Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Target penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) di 2020 lebih rendah. Tapi, minat investor terhadap produk tersebut dinilai tetap ada. Bahkan, dengan tingkat imbal hasil yang cenderung stabil, yield surat utang negara (SUN) di tahun ini masih dianggap menarik bagi investor domestik maupun asing.
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menerbitkan SBN secara bruto sebesar Rp 735,52 triliun di 2020. Jumlah tersebut lebih rendah ketimbang target tahun sebelumnya yang mencapai Rp 825,7 triliun. Tahun ini, sekitar 55%-60% SBN rencananya akan diterbitkan di semester pertama 2020.
Kabarnya, SBN dengan porsi denominasi rupiah bakal dirilis lebih banyak ketimbang porsi valas. Porsi penerbitan SBN rupiah tahun depan mencapai 77,56%, sedangkan SBN valas hanya sekitar 14%-18% dari total penerbitan SBN bruto.
Baca Juga: Credit Default Swap (CDS) Indonesia Masih Bisa Turun premium
Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya memprediksikan penyerapan SBN di 2020 akan sedikit lebih baik dibandingkan 2019. Hal ini didukung maraknya sentimen ketidakpastian dari kondisi ekonomi global.
Adapun beberapa sentimen yang bakal menjadi perhatian bagi prospek penyerapan SBN 2020, yakni masih seputar perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bakal terjadi perang tarif dagang baru antara AS dengan Eropa di 2020.
"Apalagi SBN lebih stabil karena bisa beli kupon dan menaikkan daya tarik di pasar. Syaratnya, harus ditopang oleh kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang tidak menaikkan suku bunga acuannya tiba-tiba, dan kami lihat probabilitas itu sangat kecil," jelas Edbert kepada Kontan.co.id, Kamis (2/1).
Baca Juga: Pemerintah Menambah Utang, Investor Cuan Besar
Selain itu, Edbert juga melihat peluang penerbitan SBN yang lebih besar dari target 2020. Ini mengingat besarnya kebutuhan dalam pendanaan program-program pemerintah, apalagi ada rencana pemindahan ibu kota yang pastinya membutuhkan dana besar.
Di samping itu, tingkat yield 2020 SUN bertenor 10 tahun yang diperkirakan berada di kisaran 7% hingga 7,2% tahun ini masih menjadi daya tarik bagi investor untuk melirik SBN Tanah Air. Harapannya, kontribusi asing juga terus meningkat sebagaimana di 2019 yang banyak menempati SBN dengan tenor panjang.
"Yield kita menarik karena pertumbuhan ekonomi Tanah Air meskipun pelan tetap tumbuh. Valuasi secara historis memang sudah mahal, tapi ini cukup atraktif dan SBN akan tetap menarik selama tidak ada gaduh-gaduh politik," tandas Edbert.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News