Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam jangka panjang, penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) bisa mendorong sektor properti. Sebab konsumen dimudahkan dengan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang lebih rendah, serta pengembang bisa lebih mudah mendapatkan pendanaan.
"Tetapi tidak setiap perubahan suku bunga langsung memberi pengaruh ke sektor properti," jelas Head of Research and Consultancy Saville Indonesia Anton Sitorus saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (23/8).
Ada faktor lain yang mendorong pertumbuhan sektor properti yaitu pertimbangan konsumen membeli dan harga. Perilaku konsumen dalam membeli properti didasari atas pertimbangan yang panjang, ini menunjukkan bahwa sektor properti tidak likuid seperti IHSG yang langsung terkena sentimen penurunan suku bunga.
Baca Juga: Demi dorong sektor riil, analis ini sarankan BI untuk kembali pangkas suku bunga
Terkait harga, saat ini properti dinilai masih tinggi. Anton bilang ini sebagai dampak property boom pada tahun 2012-2015 dan belum pulih hingga saat ini. Hal ini juga dirasakan oleh pengembang yang sulit mengembangkan proyek baru dengan harga lahan yang mahal.
"Harus ada koreksi harga supaya konsumen bisa menjangkau," jelas dia.
Di sisi lain, bisnis properti saat ini juga terbilang ketat yang membuat penjualan terbatas. Di satu sisi proyek baru bermunculan, di sisi lain masih ada persediaan yang belum terjual. Ini membuat pengembang fokus pada proyek yang sudah ada.
Baca Juga: Bank Indonesia kembali pangkas suku bunga, analis rekomendasikan saham bank BUKU IV
Selain itu, kondisi ekonomi yang kurang baik juga mempengaruhi konsumen. Konsumen yang berniat untuk investasi mulai mengurangi minatnya melihat pasar kelebihan stok dan konsumen berkurang.
Kendati begitu, Anton berharap suku bunga bisa segera berdampak, paling tidak sudah bisa dirasakan bulan depan. Sebab optimisme pasar maupun investor sudah mulai naik lagi setelah sempat tertahan karena faktor pemilu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News