Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuannya yakni BI 7 day reverse repo rate menjadi 5,5%. Penurunan suku bunga acuan itu disebut-sebut bisa mendorong penjualan di sektor properti melalui bunga KPR.
Kendati begitu, penurunan suku bunga acuan pada bulan Juli lalu saja belum terlalu berdampak.
Analis Profindo Sekuritas Indonesia Dimas Wahyu Pratama melihat BI masih perlu menurunkan suku bunga lagi untuk menggerakkan sektor riil.
"Memang belum kelihatan kenaikan permintaan perumahan, seharusnya suku bunga masih bisa turun paling tidak satu kali lagi karena impact perang dagang cukup menghambat di semester satu," jelas Dimas kepada Kontan.co.id, Jumat (23/8).
Baca Juga: Bank Indonesia kembali pangkas suku bunga, analis rekomendasikan saham bank BUKU IV
Namun, penurunan suku bunga dan pelonggaran kebijakan Loan to Value (LTV) tetap bisa mendorong penjualan perumahan sebab ini membuat keluarga baru bisa menjangkau KPR.
Direktur Independen PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Tulus Santoso sempat mengatakan dampak dari turunnya suku bunga tersebut tidak bisa langsung dirasakan. Setidaknya perlu waktu sekitar tiga bulan bagi perbankan untuk menurunkan bunga KPR.
"Iya, potensi ada, realisasi tergantung bank pelaksana," jelasnya, Kamis (18/7).
Baca Juga: Perang dagang memanas, bankir putar otak untuk mendorong kredit ekspor-impor
Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Hermawan Wijaya juga menjelaskan penurunan suku bunga bukan menjadi satu-satunya pendorong penjualan perumahan.
Tapi, "Penurunan suku bunga merupakan insentif bagi penjualan properti," jelas dia.
Hermawan juga mengonfirmasi, BSDE belum akan melakukan ekspansi yang signifikan. Dia melihat pasar saat ini masih kurang baik bagi BSDE.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News