kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Penundaan proyek listrik menyeret kinerja emiten kabel


Jumat, 14 September 2018 / 17:18 WIB
Penundaan proyek listrik menyeret kinerja emiten kabel
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk menunda beberapa proyek infrastruktur, termasuk proyek listrik bakal berdampak pada bisnis emiten kabel. 

Menurut Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji, penundaan proyek listrik yang nyaris 50% dari target pemerintah akan berdampak pada kinerja emiten perkabelan. Namun, ia meyakini kondisi tersebut tidak akan berpengaruh signifikan.

"Emiten-emiten berbasis energi dapat terkena dampak program efisiensi pemerintah tersebut. Daripada proyek tersebut menjadi beban, lebih baik dilakukan step by step untuk bangun pembangkit listrik," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (14/9).

Sehingga, Nafan menilai ketika keputusan pemerintah tersebut diterapkan, emiten perkabelan perlu menyiapkan strategi untuk menjaga kinerja keuangannya. Salah satunya, emiten perlu melakukan penyesuaian terhadap tingkat pertumbuhan dan laba perusahaan.

"Emiten-emiten perlu menetapkan prioritas untuk mengerek kinerja perusahaan. Untuk saat ini, mereka bisa fokus dalam meningkatkan pelayanan kepada investor," jelasnya.

Menurut Nafan, dengan ditundanya beberapa proyek listrik pemerintah tersebut, pilihan lain yang paling realistis untuk dilakukan emiten adalah melakukan efisiensi. Dari beberapa emiten perkabelan yang ada, menurutnya belum ada yang layak dilirik untuk jangka panjang.

"Untuk PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI) masih down trend dan sudah menyentuh level bawah Rp 258 dengan PER 9,48 kali yang secara valuasi dianggap murah. Selanjutnya investor bisa trading untuk jangka pendek dengan harapan bisa pull back paling dekat antara Rp 268-Rp 280," jelasnya.

Sedangkan untuk saham PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) Nafan menyarankan untuk dihindari, lantaran pergerakan volume saham tampak tidak teratur. Untuk PT Voksel Electric Tbk (VOKS) belum direkomendasikan lantaran valuasinya mahal, begitu juga dengan PT Supreme Cable Manufacturing (SCCO).

"Sementara untuk PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) disarankan untuk wait and see, karena saat ini valuasinya masih mahal dengan PER hingga 70 kali," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×