Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID), mengantongi penjualan bersih hingga Rp 1,85 triliun. Penjualan itu turun 18,14% dibandingkan semester I tahun 2019 yang mencapai Rp 2,26 triliun.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Panca Budi Idaman Lukman Hakim menjelaskan, penurunan penjualan PBID tidak lepas dari pandemi Covid-19 yang mendorong pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibatnya, PBID melewatkan momentum Lebaran yang biasanya mengerek permintaan pasar.
Di sisi lain, penjualan PBID tertekan harga jual produk yang cenderung lebih murah karena adanya penurunan harga bahan baku. Asal tahu saja, harga bahan baku plastik yakni minyak cenderung lebih rendah tahun ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Penjualan turun, laba Panca Budi Idaman (PBID) melonjak 30,7% di semester I 2020
Walaupun menekan dari sisi penjualan, penurunan harga bahan baku juga menjadi angin segar bagi sisi bottom line PBID. Sebab, beban produksi menjadi lebih ringan sehingga margin PBID diperkirakan bisa mencapai di atas 7%. Hal inilah menjadi salah satu faktor laba PBID terkerek di enam bulan pertama 2020.
Mengutip laporan keuangan, PBID mengantongi laba Rp 139,86 miliar. Jumlah tersebut naik 30,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 107,01 miliar.
Selain beban produksi yang cenderung lebih ringan, peningkatan laba utamanya didorong efisiensi biaya yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Adapun hingga akhir tahun 2020, PBID masih optimistis kinerjanya akan membaik.
Baca Juga: Ada larangan penggunaan kantong plastik, ini siasat Panca Budi Idaman (PBID)
Pertumbuhan penjualannya pun masih dipatok hingga 10%. "Sampai saat ini belum merevisi target karena kami optimistis melihat volume yang masih naik," jelas Lukman ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/7).
Adapun kenaikan volume ini ditopang dari kondisi kenormalan baru yang berpotensi mengerek permintaan plastik kemasan di pasar tradisional. Di sisi lain, PBID juga melihat adanya peningkatan permintaan untukĀ segmen kemasan makanan dan minuman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News