Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Ryan menambahkan, INTP juga masih berupaya untuk mendapatkan lebih banyak batubara skema DMO, di sisi lain harga batubara spot juga mulai normal. Karena itu, pendapatan INTP diyakini akan berkembang pesat.
Kabar baik lainnya, penerapan kebijakan Over Dimension and Over Load (ODOL) pada awal tahun 2023 diperkirakan bakal ditunda. Penerapan zero ODOL tertunda karena menilai pelemahan daya beli dan pemulihan sektor semen.
Pasalnya, Ryan menjelaskan, penerapan kebijakan ODOL tidak hanya berdampak buruk bagi industri semen, tetapi juga akan berdampak pada inflasi secara keseluruhan karena biaya distribusi yang lebih tinggi. Apalagi sejak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tahun lalu.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Beli dan Jual dari Samuel Sekuritas untuk Hari Ini (18/1)
Mengingat kendaraan yang memiliki kelebihan dimensi dan beban berlebih dilarang melintasi jalur-jalur utama agar mencegah kecelakaan ataupun kemacetan lalu lintas. Dengan kata lain, kendaraan yang masuk kategori ODOL diwajibkan melewati jalur alternatif yang mungkin menempuh jarak lebih panjang.
Selain itu, Ryan menyoroti harga rata-rata buyback atau pembelian kembali saham INTP lebih tinggi dari harga saat ini yang senilai Rp 10.100 per saham. Dengan merogoh kocek sebesar Rp 2,7 triliun dalam pembelian kembali saham, rata-rata harga INTP menjadi sebesar Rp 10.930 per saham.
Adapun periode buyback INTP dicicil pada periode 3 Desember 2021 hingga 6 Desember 2022. INTP berada dalam posisi kas bersih, buyback saham dilakukan melalui arus kas internal. Dengan kata lain, hal ini tidak berpengaruh terhadap kemampuan INTP untuk membiayai operasinya.
Ryan mempertahankan rekomendasi Buy untuk INTP dengan target harga di Rp 12.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News