Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten berorientasi ekspor yang memasarkan produknya ke Amerika Serikat (AS) mulai mencatatkan kenaikan penjualan, salah satunya perusahaan tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX).
Sekretaris Perusahaan Pan Brothers, Iswar Deni mengatakan penjualan ekspor ke AS meningkat 3%. "Kondisi ekspor perusahaan ke AS bagus tahun 2020 naik 3%, tahun ini sepertinya bisa di atas 10%," ungkap dia, Rabu (16/6).
Iswar menambahkan bahwa porsi penjualan ke Amerika sebesar 27% dari total pendapatan pada tahun lalu yang sebesar US$ 684,89 juta. Hingga akhir tahun 2021, PBRX menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% dari total penjualan 2020. Emiten ini juga mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 5 juta sampai US$ 10 juta untuk capex pemeliharaan, berupa penambahan mesin-mesin khusus.
Selain PBRX, emiten yang bergerak di bidang industri mebel serta industri kayu, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) juga mencatatkan kenaikan penjualan ke AS.
Baca Juga: Pan Brothers digugat PKPU oleh Maybank, sidang pertama berlangsung hari ini
Corporate Secretary & Head of Investor Relations Integra Indocabinet Wendy Chandra mengatakan, pemulihan ekonomi AS tentu akan berdampak positif untuk perusahaan. Pasalnya, sejauh ini AS merupakan kontributor penjualan WOOD.
Pada kuartal pertama tahun ini saja, kontribusi penjualan ke pasar AS mencapai 92% dari total penjualan WOOD. Adapun total penjualan Integra Indocabinet kuartal pertama mencapai Rp 912 miliar atau naik 89,2% yoy.
"Oleh karena itu yang kami lihat bukanlah pemulihan order, melainkan peningkatan order yang sangat pesat. Pada April 2021, Integra mencatat sales order yang masuk mencapai Rp 2 triliun," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (16/6).
Baca Juga: Saham furnitur mayoritas tertekan, Integra Indocabinet (WOOD) paling menarik
Pada tahun ini WOOD memasang target pertumbuhan penjualan paling sedikit dapat tumbuh sebesar 25% ketimbang tahun lalu. Sebagai catatan, di tahun 2020, penjualan WOOD dapat tumbuh kuat sebesar 39% yoy menjadi Rp 2,9 triliun.
Untuk tahun ini WOOD mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 100 miliar-Rp 120 miliar untuk ekspansi kapasitas produksi dan maintenance capex. Tapi, Wendy belum menyebutkan detail terkait ekspansi kapasitas produksi ini.
Baca Juga: Penjualan ke AS naik, Integra Indocabinet bidik pertumbuhan kinerja minimal 25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
