kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan ke AS naik, Integra Indocabinet bidik pertumbuhan kinerja minimal 25%


Rabu, 16 Juni 2021 / 15:42 WIB
Penjualan ke AS naik, Integra Indocabinet bidik pertumbuhan kinerja minimal 25%
ILUSTRASI. Perusahaan manufaktur berbahan kayu seperti furnitur, furniture, mebel, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD)


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan perekonomian Amerika Serikat (AS) yang memasuki tahap pemulihan, dapat menjadi peluang bagi emiten yang memasarkan produknya ke AS. Tak terkecuali bagi emiten industri mebel serta industri kayu, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).

Corporate Secretary & Head of Investor Relations Integra Indocabinet Wendy Chandra mengatakan, pemulihan ekonomi AS tentu akan berdampak positif untuk perusahaan. Pasalnya, sejauh ini AS merupakan kontributor terbesar penjualan WOOD.

Pada kuartal pertama tahun ini saja, kontribusi penjualan ke pasar AS mencapai 92% dari total penjualan WOOD. Adapun total penjualan perseroan 1-2021 sendiri mencapai Rp 912 miliar atau melesat 89,2% YoY.

Baca Juga: Gelar RUPST, Garudafood (GOOD) akan tebar dividen sebesar Rp 18 per saham

"Oleh karena itu yang kami lihat bukanlah pemulihan order, melainkan peningkatan order yang sangat pesat. Pada April 2021, perseroan mencatat sales order yang masuk mencapai Rp 2 triliun," katanya pada Kontan, Rabu (16/6).

Wendy bilang, pasar AS merupakan pasar yang sangat potensial, terlebih lagi AS menerapkan tarif perang dagang, anti dumping, dan anti subsidi terhadap produk produk China. Alhasil, banyak buyer AS yang keluar dan memindahkan sumber supply-nya ke negara lain dan Indonesia salah satunya.

Ia memaparkan, AS merupakan importir furniture terbesar di dunia yang mencapai US$ 25-26 miliar per tahun. Sementara China yang sebelumnya merupakan eksportir ke pasar AS terbesar mulai tergerus, sehingga hal ini merupakan peluang dan potensi yang sangat besar bagi WOOD untuk mengambil pangsa pasar China dan terus berekspansi karena potensi pasar AS yang sangat besar.

Ke depannya, ia menyatakan bahwa WOOD akan memperluas lagi pasar di AS. "Perluasan pasar tentu ada, ke pasar AS yang memang merupakan importir furniture dan building component terbesar dan beberapa negara-negara lainnya di Asia dan Eropa," imbuhnya.

Oleh karena itu, pada tahun ini WOOD memasang target pertumbuhan penjualan paling sedikit dapat tumbuh sebesar 25% ketimbang tahun lalu. Sebagai catatan, di tahun 2020 sendiri, meskipun dalam masa pandemi, penjualan WOOD dapat tumbuh kuat sebesar 39% YoY menjadi Rp 2,9 triliun.

Baca Juga: Sinergi Krakatau Steel (KRAS) dengan PPA akan perkuat industri manufaktur

Guna mencapai target tersebut, perusahaan ini terus mengoptimalkan kapasitas terpasang pada furniture  sebesar 47.775 Cubic Meter (cbm) per  tahun dan building component sebesar 345.060 cbm per tahun. 

"Dengan melihat performance sales order yang kuat di awal tahun ini, sangat memungkinkan pertumbuhan penjualan perseroan dapat dicapai di atas target," jelasnya.

Selanjutnya: Chandra Asri (TPIA) akan rights issue 7,17 miliar saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×