kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan otomotif lesu, Bintraco Dharma (CARS) harus merugi


Jumat, 07 Agustus 2020 / 16:27 WIB
Penjualan otomotif lesu, Bintraco Dharma (CARS) harus merugi
ILUSTRASI. Bintraco Dharma (CARS) membukukan pendapatan bersih senilai Rp 2,24 triliun, turun 38,9% secara tahunan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif menjadi salah satu industri yang paling terpukul akibat wabah Covid-19. Salah satunya tercermin dari kinerja PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS).  Emiten ini mencatatkan penurunan jumlah penjualan mobil yang cukup signifikan sepanjang semester I-2020.

Yosef, Investor Relations Bintraco mengatakan, sepanjang paruh pertama 2020, CARS mencatatkan jumlah penjualan mobil baru sebesar 6.524 unit. Penjualan ini turun 46% jika dibandingkan dengan penjualan pada semester pertama 2019. “Hal ini dipengaruhi keberadaan pandemi Covid-19 yang memukul permintaan mobil baru secara umum,” ujar Yosef kepada Kontan.

Penurunan penjualan ini akhirnya berimbas pada penurunan kinerja CARS sepanjang semester pertama 2020. CARS membukukan pendapatan bersih senilai Rp 2,24 triliun, turun 38,9% secara year-on-year (yoy). Semua lini bisnis Bintraco Dharma mengalami penurunan kinerja.

Baca Juga: Emiten Kecil Tertarik Stimulus Penjaminan Kredit

Pada segmen otomotif, CARS membukukan pendapatan senilai Rp 1,69 triliun, turun hingga 40% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya. Di segmen bisnis Pembiayaan Konsumen, penurunan pendapatan terjadi hingga 39,9% menjadi Rp 307,05 miliar. Penurunan pendapatan juga terjadi pada bisnis purna jual (after sales), hingga 29% menjadi Rp 241,31 miliar.

Alhasil, Bintraco harus menanggung kerugian bersih di paruh pertama 2020 sebesar Rp 55,38 miliar. Jumlah ini berbanding terbalik dengan capaian CARS pada periode yang sama tahun sebelumnya yang masih mencetak laba bersih hingga Rp 85,01 miliar.

Meski kinerja turun di separuh pertama 2020. Bintraco Dharma mulai melihat perbaikan penjualan di tengah tahun. Yosef merinci, penjualan mobil CARS pada bulan Juni mencapai 678 mobil, naik 62% dibandingkan pencapaian bulan Mei 2020. Yosef menilai, kenaikan ini merupakan indikasi positif dari kebijakan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mempengaruhi kenaikan permintaan mobil baru.

Baca Juga: Penjualan Mobil Baru CARS Masih Lesu, Semester Pertama 2020 Anjlok 46%

Kenaikan ini juga sesuai dengan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia  (Gaikindo) yang menyebutkan penjualan mobil retail (dari diler ke konsumen) sepanjang Juni 2020 mencapai 29.862 unit atau meningkat 74,8% dibanding bulan sebelumnya yang hanya 17.083 unit. Meski naik, jumlah penjualan mobil pada Juni 2020 masih lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 65.972 unit.

Naiknya penjualan pada Juni 2020 memang merupakan indikasi positif pulihnya pasar mobil baru. Namun saat ini CARS masih mengacu pada target Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia  (Gaikindo) yang memprediksi adanya penurunan penjualan mobil hingga 40%, menjadi hanya 600.000 unit saja hingga akhir tahun.

Sehingga, CARS akan tetap memantau perkembangan di pasar otomotif lebih dahulu khususnya memasuki kuartal ketiga 2020. “Jika bicara kinerja akhir tahun, masa new normal baru berjalan sebulan sehingga perlu pembuktian bagaimana psikologi market akan bergerak di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum selesai,” sambung dia.

Untuk diketahui, selama penerapan PSBB, CARS sempat  melakukan pembatasan operasional di dealer-nya. Mulanya berupa pengurangan jam operasional untuk level dealer. Namun, Yosef memastikan hingga saat ini seluruh dealer miik CARS telah kembali beroperasi secara normal dan melayani pelanggan.

“Dan tentunya layanan operasional CARS didukung dengan penerapan protokol kesehatan yang telah ditentukan seperti wajib menggunakan masker, prosedur pemeriksaan suhu badan, menyediakan fasilitas cuci tangan dan hand sanitizer hingga menjaga jarak aman,” imbuh Yosef.

Ke depan, Yosef mengatakan CARS bakal melanjutkan efisiensi biaya di seluruh lini usaha. Selain itu, CARS akan mengoptimalkan kanal komunikasi baik online maupun offline untuk mendorong penjualan. CARS pun menargetkan dapat membukukan kinerja yang lebih baik hingga akhir tahun 2020 setelah sebelumnya membukukan kerugian di 2019.

Baca Juga: Bintraco Dharma (CARS) serap capex Rp 72 miliar hingga Maret 2020, untuk apa saja?

Untuk diketahui, pemerintah menerbitkan penjaminan kredit modal kerja (KMK) untuk korporasi padat karya yang realsiasinya ditargetkan mencapai Rp 100 triliun sampai akhir tahun 2021. Salah satu sektor yang menjadi prioritas adalah sektor otomotif.

Yosef mengatakan CARS akan tetap memantau perkembangan di pasar otomotif lebih dahulu khususnya memasuki kuartal ketiga 2020 dan menjadikan fasilitas tersebut sebagai salah satu opsi yang bisa digunakan ke depannya. Namun, sejauh ini CARS belum memiliki rencana untuk mengajukan fasilitas kredit tersebut.

Pendanaan untuk operasional masih mengandalkan kas internal sementara belanja modal untuk ekspansi ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan. Saat ini CARS juga sedang dalam proses restrukturisasi utang perbankan guna mengurangi beban keuangan khususnya di masa pandemi saat ini.

Adapun serapan belanja modal riil untuk tahun ini mencapai Rp 72 miliar per Maret 2020. “Di luar itu sementara belum ada rencana ekspansi mengingat kondisi pasar yang masih belum pulih,” sambung Yosef.

Baca Juga: Akibat corona, penjualan mobil Bintraco Dharma (CARS) turun 46% pada semester I-2020

Yosef merinci, capex untuk renovasi diler menghabiskan dana Rp 3 miliar, sementara capex untuk segmen purna jual senilai Rp 3 miliar. Namun di luar yang sudah dianggarkan sebelumnya, ada penambahan unit kendaraan rental yang disiapkan untuk memenuhi kontrak baru pelanggan senilai Rp 66 miliar, sehingga total realisasi capex yang tercatat hingga Maret 2020 senilai Rp 72 miliar.

Di luar capex, CARS juga telah merampungkan pembelian tanah untuk lokasi penyimpanan persediaan mobil senilai Rp 150 miliar. Namun, pembelian ini merupakan transaksi afiliasi dengan pemegang saham dari rencana yang tertunda tahun lalu.

Pembelian tanah ini terjadi antara PT Ahabe Niaga Selaras (ANS) yang memegang 16,45% saham dari CARS dengan PT New Ratna Motor (NRM) yang 90% sahamnya dikuasai oleh CARS. Tanah ini terletak di Jalan Walisongo, Kecamatan Karanganyar, Kota Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×