Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menjelang akhir masa penawaran, obligasi ritel seri ORI027 menunjukkan tren peningkatan pemesanan.
Berdasarkan data aplikasi Bibit, salah satu mitra distribusi, hingga Minggu (16/2), sisa kuota untuk ORI027 tenor 3 tahun (ORI027-T3) tinggal 9,5%, sementara tenor 6 tahun (ORI027-T6) masih tersisa 57,6%.
Baca Juga: Penjualan ORI027 Tembus Rp 20 Triliun, Ini Pendorongnya
Jika ditelaah lebih lanjut, mayoritas pesanan cenderung mengarah pada ORI027-T3. Nilai pemesanan untuk seri ini hampir mencapai target Rp13,1 triliun dari total kuota Rp15 triliun.
Sementara itu, pemesanan ORI027-T6 baru mencapai Rp7,12 triliun dari total Rp10 triliun.
EVP Corporate Communication and Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengungkapkan bahwa hingga Kamis (13/2), BCA telah menerima pemesanan ORI027 lebih dari Rp5 triliun.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 90% di antaranya merupakan pesanan untuk tenor 3 tahun.
"Seperti penerbitan SBN ritel sebelumnya, obligasi dengan tenor yang lebih pendek memang lebih diminati," ujar Hera kepada Kontan.co.id, Sabtu (15/2).
Baca Juga: Penjualan ORI027 di Bank BNI Telah Tembus Target
Daya Tarik Kupon dan Keunggulan Pajak
ORI027 menawarkan kupon tetap sebesar 6,65% untuk tenor 3 tahun dan 6,75% untuk tenor 6 tahun.
Menurut data Bloomberg, imbal hasil tersebut lebih menarik dibandingkan deposito yang rata-rata hanya menawarkan bunga 4,32% berdasarkan data Bank Indonesia per Desember lalu.
Selain itu, keuntungan lainnya terletak pada potongan pajak yang lebih rendah. Pajak penghasilan atas kupon ORI hanya 10%, jauh lebih kecil dibandingkan pajak bunga deposito yang mencapai 20%.
Baca Juga: Cara Beli ORI 027 Kupon 6,65% & 6,75%, Waktu Pemesanan Tersisa 4 Hari
Sentimen Global dan Tantangan Penjualan
Meski tren pemesanan meningkat, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai bahwa dalam sisa waktu yang ada, total penjualan ORI027 masih berpotensi belum mencapai target pemerintah.
Sejak 2024 hingga awal 2025, pasar surat utang domestik mengalami tekanan akibat berbagai sentimen global, seperti ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter internasional.
Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa pada pekan kedua Februari 2025, terjadi arus keluar modal asing sebesar Rp9,61 triliun dari pasar keuangan Indonesia, termasuk dari pasar saham.
Selain itu, data OTC Bloomberg mencatat bahwa imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) sempat mengalami kenaikan di hampir semua tenor pada Senin (10/2).
"Kenaikan yield SUN ini membuat investor lebih berhati-hati dan mengharapkan imbal hasil yang lebih tinggi," kata Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (16/2).
Baca Juga: Imbal Hasil Lebih Besar Dari Bunga Deposito, Ini Cara Investasi ORI 027 Kupon 6,75%
Dampak Pola Konsumsi Menjelang Ramadan
Secara umum, penjualan ORI dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, kondisi pasar keuangan, dan daya beli investor ritel.
Menjelang Ramadan dan Lebaran, pola pengeluaran masyarakat Indonesia cenderung bergeser ke konsumsi, yang berpotensi mempengaruhi likuiditas untuk investasi, termasuk obligasi ritel seperti ORI027.
Namun, Josua menekankan bahwa masa penawaran ORI027 berlangsung dari 27 Januari hingga 20 Februari 2025, yang masih berada di luar periode persiapan Ramadan dan Lebaran.
"Meskipun ada kemungkinan dampak, pengaruhnya terhadap penjualan ORI027 diperkirakan tidak signifikan," pungkasnya.
Selanjutnya: Sejumlah Fintech P2P Lending Beberkan Strategi Kejar Target Ekuitas Rp 12,5 Miliar
Menarik Dibaca: Peluang Bisnis dengan Tingkat Keberhasilan Tinggi yang Layak Dicoba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News