Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan mobil emiten konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII) tetap melaju hingga kuartal III 2023.
Head of Corporate Communications Astra Internatonal, Boy Kelana Soebroto, mengatakan, penjualan mobil Grup Astra sepanjang Januari hingga September 2023 meningkat 2% menjadi 421.409 unit dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Astra masih menjadi pemimpin pasar mobil nasional dengan pangsa pasar sebesar 56%.
Sebelumnya, Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil pada pangsa nasional secara wholesales hingga September 2023 (year-to-date) tercatat mencapai 755.173 unit.
Baca Juga: Pebisnis Otomotif Waspadai Efek Pelemahan Rupiah
Pencapaian positif penjualan mobil ASII tersebut juga turut disumbang kenaikan penjualan kendaraan elektrifikasi sejalan dengan perkembangan mobil listrik di dalam negeri.
"Selain itu, Astra bersama partner terus memperkenalkan produk-produk EV yang menjadi semangat untuk hari ini dan masa depan Indonesia,” kata Boy kepada Wartawan, Kamis (12/10).
Head of Corporate Investor Relation Astra International Tira Ardianti mengatakan, saat ini penjualan mobil listrik semakin meningkat, walaupun porsi kontribusinya masih kecil dibandingkan total penjualan mobil secara nasional.
"Meskipun porsi kontribusi penjualan mobil listrik masih kecil jika dibandingkan total penjualan mobil secara nasional, namun porsinya meningkat dibandingkan tahun lalu," kata Tira kepada Kontan, Kamis (12/10).
Baca Juga: Penjualan Ritel Daihatsu Tembus 149 Ribu Unit hingga September 2023
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, prospek penjualan mobil pada bulan ini berpotensi cenderung flat, mengingat tidak adanya momentum yang dapat mendorong daya beli masyarakat.
"Namun, hingga akhir tahun penjualan mobil masih memiliki potensi kenaikan walaupun tidak signifikan," kata Azis kepada Kontan, Kamis (12/10).
Mengingat kondisi geopolitik global yang belum stabil dapat mempengaruhi inflasi akibat adanya kenaikan harga komoditas dan pelemah USD atau IDR bisa mempengaruhi daya beli masyarakat.
Baca Juga: Bisnis KKB Perbankan Masih Menderu
Azis memproyeksikan pergerakan saham ASII terlihat dalam fase downtrend jangka pendek, secara YTD saham ASII hanya tumbuh 4.39%.
Dengan begitu, Azis merekomendasikan untuk wait and see untuk beberapa saham emiten otomotif atau buy on weakness pada saham ASII dengan target upside 5%-7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News