Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Aksi korporasi emiten batubara keluarga Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), selalu menarik dicermati. Yang terbaru adalah divestasi 50% saham di PT Fajar Bumi Sakti (FBS) yang diumumkan Jumat (21/11).
Direktur BUMI Dileep Srivastava menjelaskan, perjanjian jual beli bersyarat (CSPA) FBS senilai US$ 130 juta kepada Jainson Holding Hong Kong Limited (Jainson) diteken dua anak usaha BUMI, Bumi Resources Investment dan Leap-Forward Resources Limited.
"Jainson adalah grup usaha pertambangan dan trading batubara dari India, dengan cakupan operasional di India, Hong Kong, dan Indonesia," ungkap dia pada KONTAN, pekan lalu. Leap-Forward adalah unit usaha khusus alias special purpose vehicle (SPV) yang sudah dijual tahun 2013.
Dalam laporan keuangan BUMI per 31 Maret 2013, divestasi Leap-Forward dilakukan PT Bumi Resources Investment (BRI). Kronologinya, pada 29 Agustus 2012, BRI meneken CSPA dengan PT Alam Cipta Manunggal. Kedua pihak memperbarui perjanjian pada 7 Januari dan 8 Maret 2013.
Isinya BRI sepakat menjual seluruh saham sebanyak 500 saham setara 50% kepemilikan Leap-Forward kepada Alam Cipta. Nilai transaksi ini senilai US$ 140 juta. Nilai ini disesuaikan, maksimum US$ 60 juta, mencerminkan nilai akhir Leap-Forward sebelum tanggal penutupan.
"Pembayaran pertama US$ 50 juta dilakukan maksimum pada 30 Juni 2013," tulis manajemen BUMI dalam laporan keuangan 31 Maret 2013. Sayang, Dileep enggan menjelaskan status Leap-Forward.
Berdasarkan catatan KONTAN, divestasi Leap-Forward untuk membayar utang. Tujuan ini sama dengan transaksi divestasi 50% FBS kepada Jainson. Dileep bilang, ini merupakan kelanjutan dari aksi pengurangan utang. BUMI, misalnya, telah rights issue 15,85 miliar saham senilai US$ 314 juta setara Rp 3,61 triliun untuk membayar utang.
Dana hasil rights issue untuk tiga kebutuhan. Pertama, US$ 14 juta atau setara Rp 161 miliar untuk memenuhi modal kerja dan pembayaran bunga utang. Kedua, dana rights issue senilai US$ 150 juta setara Rp 1,73 triliun untuk membayar sebagian utang ke China Investment Corporation (CIC).
Ketiga, BUMI akan menggunakan US$ 150 juta untuk melunasi utang ke Castleford Investment Holdings Ltd (Castleford). Harga saham BUMI turun 4,12% ke Rp 93 per saham, Jumat (21/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News