kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan emiten farmasi kompak naik, ini rekomendasi sahamnya


Senin, 02 November 2020 / 20:25 WIB
Penjualan emiten farmasi kompak naik, ini rekomendasi sahamnya
ILUSTRASI. Meski mencatat kenaikan pendapatan, tapi laba bersih empat emiten farmasi bervariasi.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten farmasi telah merilis laporan keuangannya. Keempat emiten itu adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan  PT Pyridam Farma Tbk (PYFA). 

Menurut catatan Kontan.co.id, empat emiten itu kompak membukukan pertumbuhan dari sisi pendapatan. Kenaikan penjualan paling signifikan dicatatkan oleh SIDO hingga 6,04% year on year (yoy) menjadi Rp 2,26 triliun dari sebelumnya 2,13 triliun. 

Setelahnya disusul PYFA yang penjualannya terkerek 5,72% yoy menjadi Rp 195,28 miliar. Di urutan berikutnya, pertumbuhan penjualan KAEF naik 2,42% yoy menjadi Rp 2,05 triliun. 

Adapun pertumbuhan penjualan paling mini, dicatatkan oleh KLBF yang meningkat 1,60% yoy menjadi Rp 17,10 triliun. Kendati pertumbuhannya paling mini, penjualan KLBF paling tinggi dibandingkan lainnya. 

Baca Juga: Kinerja masih oke sampai kuartal III 2020, cek rekomendasi saham Kalbe Farma (KLBF)

Keempat emiten farmasi itu memang kompak mencatatkan pertumbuhan top line, akan tetapi tidak dengan labanya. Sepanjang Januari hingga September 2020, bottom line KAEF turun 11,07% yoy menjadi Rp 37,2 miliar. 

Sementara itu, tiga emiten lain masih mencatatkan kenaikan laba bersih. Pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang paling signifikan dicatatkan oleh PYFA hingga 227,64% yoy menjadi Rp 16,12 miliar.  Setelahnya disusul SIDO hingga 10,78% yoy menjadi Rp 640,81 miliar. 

Adapun pertumbuhan bottom line paling mini dicatatkan oleh KLBF yang meningkat 5,84% yoy menjadi Rp 2,03 triliun. Walaupun peningkatannya paling mini, laba bersih KLBF tertinggi dibanding tiga emiten lainnya yakni mencapai Rp 2,03 triliun. 

Baca Juga: Merck Sharp Dohme Pharma (SCPI) belum memastikan kapan rencana go private terealisasi



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×