Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah persebaran virus corona, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan penjualan hingga Rp 5,38 triliun di kuartal I-2020, turun 10,55% jika dibandingkan penjualan kuartal I-2019 yang mencapai Rp 6,01 triliun. Meski begitu, laba bersih MYOR meroket hingga 99,72% secara yoy menjadi Rp 931,39 miliar.
Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi menuturkan penurunan penjualan MYOR tidak terlepas dari anjloknya jumlah penjualan ekspor. Merujuk laporan keuangan MYOR, penjualan ekspor MYOR merosot 32,15% year on year (yoy), dari Rp 2,4 triliun pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,63 triliun pada kuartal I-2020.
“Hal ini dikarenakan pasar ekspor MYOR di luar negeri, khususnya China menetapkan kebijakan lockdown. Pada akhirnya menghambat penjualan ekspor MYOR walau dari dalam negeri justru mengalami peningkatan,” ujar Michael kepada Kontan.co.id, Kamis (14/5).
Baca Juga: Laba bersih Mayora (MYOR) naik 15,8% di tahun 2019
Asal tahu saja, penjualan MYOR ke pasar lokal tumbuh 3,79% yoy menjadi Rp 3,76 triliun dari sebelumnya Rp 3,62 triliun.
Michael menerangkan kenaikan penjualan domestik tidak terlepas dari banyaknya masyarakat yang melakukan panic buying dan menyimpan stok ketika awal-awal virus corona berkembang di Indonesia. Pada akhirnya hal ini meningkatkan penjualan MYOR pada bulan Maret.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh analis Sinarmas Sekuritas Paulina dalam risetnya pada 9 April 2020. Menurutnya, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam jangka pendek akan meningkatkan permintaan terhadap produk MYOR.
“Kami juga memperhatikan adanya peningkatan keberadaan MYOR di platform e-commerce. Hal ini menjadi penting seiring banyak masyarakat yang menghindari untuk keluar membeli produk dan membantu penjualan domestik MYOR,” tulis Paulina dalam risetnya.
Baca Juga: Sektor bisnis medis, e-commerce, dan FMCG masih tumbuh di tengah pandemi corona
Meski dari penjualan mengalami penurunan, MYOR justru berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih yang signifikan. Laba bersih MYOR berhasil meroket hingga 99,72% secara yoy menjadi Rp 931,39 miliar. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba bersih MYOR hanya sebesar Rp 466,35 miliar.
“Kenaikan laba bersih MYOR imbas dari laba selisih kurs mata uang asing mereka yang mencapai Rp 600-an miliar pada kuartal I-2020 kemarin. Pada periode tersebut kan rupiah secara year to date terkoreksi hingga 17-an% sehingga ketika rupiah melemah, ini menguntungkan MYOR yang punya eksposur penjualan ekspor bagus,” pungkas Michael.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News