kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Penjualan Adaro meningkat 10% di 2013


Rabu, 05 Februari 2014 / 07:30 WIB
Penjualan Adaro meningkat 10% di 2013
ILUSTRASI. Inilah 5 Cara Agar Wajah Terlihat Kecil Tanpa Operasi Plastik, Cobain Yuk!


Reporter: Narita Indrastiti, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Meski mendapat tekanan dari perekonomian global, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menutup tahun 2013 dengan cukup baik. Berdasarkan laporan kuartalan yang dirilis, Senin (4/2), emiten batubara ini berhasil menjual 14,36 juta ton pada kuartal IV-2013, atau naik 1,8% dibanding kuartal sebelumnya.

Dengan pencapaian tersebut, Adaro pun berhasil menutupi target 2013 dengan menjual total 53,57 juta ton batubara, atau naik 10% year-on-year (yoy).

Kenaikan penjualan tidak terlepas dari kinerja produksi Adaro. Sepanjang tahun lalu, produksi batubara Adaro naik 11% yoy menjadi 52,27 juta ton. Namun, sebenarnya, produksi di kuartal IV-2013 hanya sejumlah 13,59 juta ton, atau lebih rendah dibanding produksi di kuartal III yang mencapai 13,73 juta ton.

Sekretaris Perusahaan ADRO, Devindra Ratzarwin dalam laporannya menjelaskan, dari sisi produksi, Adarotertopang permintaan pasar yang cukup baik, meski masuk dalam musim penghujan.

Pada kuartal IV-2013, volume produksi dari tambang Paringin dan Wara naik 10% dibanding kuartal sebelumnya. Namun, produksi dari tambang Tutupan turun 5%.

Adaro pun berhasil menghemat dengan menurunkan nisbah kupas di tahun 2013. Nisbah kupas tahun lalu tercatat mencapai 5,64 kali atau lebih rendah dibandingkan target awal, yakni 5,75 kali. "ADRO mampu menurunkan nisbah kupas tanpa menimbulkan dampak buruk terhadap rencana tambang jangka panjang," ujar Devindra.

Keberhasilan mencapai target bisa diapresiasi lebih, lantaran Adaro sejatinya tak terlalu ekspansif pada tahun lalu. Asal tahu saja, tahun lalu, perusahaan hanya menggelontorkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar US$ 150 juta-US$ 200 juta.

Anggaran capex tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 500 juta. Adaro memang lebih ingin melakukan efisiensi sebagai salah satu fokus di tahun lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×