kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan rupiah tertahan kekhawatiran pandemi yang tak kunjung mereda


Selasa, 23 Juni 2020 / 18:55 WIB
Penguatan rupiah tertahan kekhawatiran pandemi yang tak kunjung mereda
ILUSTRASI. Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Nilai tukar rupiah diperkirakan bakal melanjutkan tren penguatan di pekan kedua di Juni 2020 dimana pada penutupan Jumat (5/6)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pasien positif corona yang belum juga melandai kembali menimbulkan kekhawatiran dan menahan penguatan rupiah.

Mengutip Bloomberg, Selasa (23/6), rupiah melemah 0,08% ke Rp 14.162 per dolar AS. Sementara, di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,39% ke Rp 14.265 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah yang termasuk aset berisiko tinggi memang sedang tertekan karena pelaku pasar khawatir jumlah pasien positif corona di Indonesia masih terus bertambah. Parahnya lagi, pelaku pasar juga khawatir terjadi gelombang kedua penyebaran pandemi di negara yang sudah berhasil meredam penyebaran.

Baca Juga: Rupiah ditutup melemah 0,08% ke Rp 14.162 per dolar AS hari ini

Selain itu, hubungan AS dan China juga masih terus memanas. Hal tersebut membuka kemungkinan perjanjian perdagangan tidak berlanjut.

"Pagi tadi penasihat Presiden AS bidang perdagangan Peter Navarro yang mengindikasikan bahwa perjanjian dagang dengan China sudah berakhir, mendorong harga aset-aset berisiko tertekan, tetapi klarifikasi dari yang bersangkutan dan Presiden Trump bahwa perjanjian dagang masih berlanjut mendorong kenaikan kembali aset berisiko," kata Ariston, Selasa (23/6).

Selain itu, data survei indeks manufaktur dan sektor jasa di Australia dan Eropa yang dirilis pagi dan sore tadi sempat mendorong penguatan aset berisiko termasuk rupiah. Ariston mengatakan data tersebut menunjukkan pembukaan kembali ekonomi diperlukan untuk memulihkan perekonomian di tengah pandemi.

Rabu (24/6), Ariston memproyeksikan sentimen yang menggerakkan rupiah masih seputar kekhawatiran peningkatan jumlah pasien positif corona dan ekspektasi positif pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

"Mungkin pasar condong merespon ekspektasi pemulihan ekonomi karena melihat data aktivitas manufaktur dan sektor jasa yang mulai berekspansi lagi," kata Ariston.

Malam ini, AS juga akan merilis data yang sama, bila data tersebut lebih baik dari ekspektasi, maka rupiah bisa menguat.

Baca Juga: Rupiah melemah 0,55% ke Rp 14.228 per dolar AS satu jam sebelum penutupan hari ini

Senada, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini mengatakan dalam negeri sedang minim sentimen dan data ekonomi masih lama untuk rilis lagi. Oleh karena itu, pergerakan rupiah besok akan condong dipengaruhi oleh data eksternal.

Mikail memproyeksikan rupiah bergerak di Rp 14.000 per dolar AS-Rp 14.100 per dolar AS. 

Sementara, Ariston memproyeksikan rentang rupiah besok di Rp 14.050 per dolar AS hingga Rp 14.200 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×