kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Penguatan rupiah terganjal rencana pengumuman bank sentral


Rabu, 08 Juni 2011 / 10:28 WIB
Penguatan rupiah terganjal rencana pengumuman bank sentral
ILUSTRASI. 4 Cara asik mengasah motorik halus anak dengan permainan sederhana. Foto: menggambar. Sumber: Dok Globalart


Reporter: Teddy Gumilar | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Hari ini rupiah berpotensi bergerak dengan kecenderungan konsolidasi. Head of Research Treasury Divison PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Nurul Eti Nurbaeti memprediksi, mata uang garuda bakal bergerak di rentang support Rp 8.495 hingga Rp 8.500 per dollar AS, dan resistance di kisaran Rp 8.545 sampai Rp 8.550 per dollar AS.

Nurul melihat kekuatiran investor mengenai perekonomian global makin membatasi pasar regional dan domestik. Hal ini dipicu pernyataan Gubernur The Fed mengenai kondisi perlambatan ekonomi AS.

Di sisi lain, maraknya sentimen negatif yang membebani the greenback justru berpeluang mendukung rupiah. Namun fokus pelaku pasar pada pengumuman beberapa bank sentral, yaitu BOE, ECB, dan BI, pada Kamis (9/6) berpotensi membatas penguatan rupiah. "Kondisi ini memberi sinyal aksi defensif pelaku pasar hingga mengganjal penguatan rupiah," kata Nurul.

Rupiah pada Selasa (7/6), ditutup flat di level Rp 8.515 per dollar AS. Investor asing melakukan repatriasi sebagian besar modalnya yang ditanamkan di SBI di tengah terbatasnya suplai baru hingga membatasi pergerakan rupiah. Di sisi lain, oversubscribed lelang SUN mencapai Rp 19,9 triliun tak kuasa menopang rupiah.

Adapun, pada perdagangan hari ini, hingga pukul 10.25 WIB, rupiah melemah tipis 0,07% ke level Rp 8.519 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×