Reporter: Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga minyak dunia terkoreksi. Sinyal bahwa persediaan bahan bakar minyak di AS yang bakal meningkat menjadi salah satu penyebabnya. Maklum saja, AS adalah konsumen terbesar minyak mentah dunia.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2013 di Bursa Nymex, Rabu (14/8) pukul 16.20 WIB, melemah 0,34% menjadi US$ 106,46 per barel. Namun dalam sebulan, harga minyak menguat sebesar 0,51%.
Data American Petroleum Institute (API) melaporkan, persediaan bahan bakar minyak mingguan yang berakhir 9 Agustus di AS, naik sebanyak 1,7 juta barel. Sementara, survei Bloomberg menyebutkan, cadangan minyak mentah AS akan turun 1,5 juta barel, sebelum Departemen Energi AS merilis data resmi.
Selain itu, data penjualan ritel AS yang positif pada bulan lalu, meningkatkan spekulasi pemangkasan stimulus moneter AS akan segera dilakukan. Peningkatan penjualan ritel di AS ini telah terjadi dalam empat bulan terakhir. Itu membuat kenaikan harga minyak tertahan, setelah empat hari terakhir menguat.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, akibat spekulasi pengurangan stimulus tersebut, dollar AS terdorong naik. Penguatan dollar AS itulah yang membuat harga komoditas, salah satunya seperti minyak, menjadi tertekan.
Berpeluang naik
Selain itu, tekanan lain juga datang dari prospek pemulihan ekonomi China yang masih muram. Itu telah meningkatkan kekhawatiran di pasar terhadap permintaan minyak dari negara tersebut yang masih akan lemah.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures menambahkan, pasar masih menunggu rilis data resmi cadangan minyak AS yang dirilis tadi malam. Namun, menurut dia, tekanan terhadap minyak tidak akan berlangsung lama. Kekhawatiran terhadap gangguan distribusi akibat krisis politik di Timur Tengah akan membuat harga minyak kembali stabil dan cenderung mengalami penguatan.
Secara teknikal Daru mengatakan, dalam sepekan ke depan harga minyak bisa kembali bangkit. Pergerakan grafik mingguan menunjukkan, posisi indikator moving average convergence divergence (MACD) masih berada di area positif. Indikator stochastic cenderung mengarah ke atas dan posisi harga yang masih berada di atas moving average (MA) 50,100 dan 200. Sementara, relative strength index (RSI) stabil di level 50.
Proyeksi Daru, harga minyak dalam sepekan ke depan akan bergerak stabil di kisaran US$ 102-US$ 110 per barel. Prediksi Nizar, harga minyak akan berada di rentang US$ 104,50-US$ 107,50 per barel. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News