Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah dapat menjadi ancaman bagi reksadana berdenominasi dollar AS yang beraset domestik.
Angganata Sebastian, Vice President Sales & Marketing Distribution Ashmore Asset Management Indonesia mengaku, penguatan dollar AS membuat reksadana dollar AS beraset domestik harus menghadapi dua risiko sekaligus.
Pertama, penguatan dollar AS tentu akan menekan rupiah sehingga manajer investasi terancam mengalami kerugian kurs. Kedua, pelemahan rupiah berdampak negatif bagi pasar finansial dalam negeri, sehingga kinerja reksadana tersebut berpotensi turun. “Jadi, reksadana dollar AS yang investasinya di Indonesia tidak bisa lepas dari faktor posisi kurs rupiah dan kondisi pasar,” ujarnya, Kamis (26/7).
Ashmore AM sendiri memiliki produk reksadana saham berbasis dollar AS yang beraset domestik yakni Ashmore Dana USD Equity Nusantara (ADUEN). Berdasarkan Fund Fact Sheet bulan Juni, return reksadana ini turun 10,75% (ytd).
Angga bilang, kinerja reksadana ADUEN untuk ke depannya masih akan bergantung pada situasi global. Jika tekanan eksternal terhadap rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang, besar kemungkinan reksadana tersebut akan kembali tumbuh imbal hasilnya.
Untuk mengantisipasi penurunan lebih lanjut, Angga menyebut, pihaknya fokus pada saham-saham bervaluasi murah namun memiliki potensi kenaikan yang signifikan di masa mendatang. Selain itu, saham-saham sektor pertambangan dan saham-saham yang diuntungkan oleh penguatan dollar AS juga menjadi andalan bagi Ashmore AM. “Kami juga memperbesar porsi efek pasar uang dalam reksadana ADUEN,” tambahnya.
Di sisi lain, Presiden Direktur BNP Paribas IP, Vivian Secakusuma berpendapat, penguatan dollar AS bisa saja tidak berpengaruh buruk terhadap kinerja reksadana dollar AS beraset domestik. Dengan catatan, mayoritas isi portofolio reksadana tersebut tidak berupa instrumen berdenominasi rupiah.
Ini bisa terjadi pada reksadana pendapatan tetap berdenominasi dollar AS. Jika reksadana ini berinvestasi pada surat utang berdenominasi dollar AS, risiko kerugian kurs dapat diminimalisir. Sebab, instrumen tersebut diuntungkan oleh penguatan dollar AS. “Kalau mayoritas instrumen yang jadi aset dasarnya berdenominasi dollar AS, penguatan dollar AS tidak berdampak negatif,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News