kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang menilai semester II-2020 belum ramah pada sektor properti


Jumat, 26 Juni 2020 / 14:49 WIB
Pengembang menilai semester II-2020 belum ramah pada sektor properti
ILUSTRASI. Pembangunan properti di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/6). pemerintah terus mendorong agar sektor properti di Indonesia tetap tumbuh pada new normal ini. Kementerian PUPR pun tetap berkoordinasi dengan sejumlah asosiasi pengembang perumahan untuk mencari


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setelah melihat perkembangan hingga semester I-2020, para pengembang properti memprediksi kondisi penjualan di tahun ini belum mendukung lini usahanya.

Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) Olivia Surodjo, mengatakan, pendapatan pra penjualan (marketing sales) tahun ini akan meleset dari estimasi. Tahun ini, Metland menargetkan marketing sales Rp 2,1 triliun tak jauh berbeda dengan pencapaian tahun lalu.

Baca Juga: Penggembang: Harga properti masih akan stagnan di semester II-2020

Pada kuartal I-2020 MTLA baru membukukan marketing sales Rp 250 miliar. Kecilnya nilai realisasi tersebut lantaran belum ada peluncuran proyek baru akibat Covid-19.

"Untuk target resmi belum kami revisi tapi memang akan estimasi kami tahun ini akan meleset dari target akibat Covid-19," jelas Olivia kepada Kontan, Jumat (26/6).

Olivia mengatakan, di semester dua nanti, kondisi memang akan lebih baik dari semester I-2020. Namun bila dibandingkan dengan semester II tahun lalu, semester dua nanti kondisi masih akan cenderung lebih buruk.

Baca Juga: Mal Dibuka dengan Pembatasan, Tenant Berharap Dapat Diskon Sewa

Di tengah tekanan tersebut, MTLA masih akan mengoptimalisasi promosi lewat pemasaran digital.

Salah satu strategi yang diluncurkan MTLA adalah program Book Now, Pay Later Deals. Program tersebut menjadi upaya MTLA menangkap kesulitan pada konsumen yang 85% merupakan end-user untuk melakukan proses KPR di situasi seperti ini.




TERBARU

[X]
×