Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Pergerakan euro mencatatkan pelemahan terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Padahal, pada pekan lalu, euro sempat bergerak menuju level paling perkasa dalam dua pekan terakhir terhadap yen.
Pada pukul 13.29 waktu Tokyo, euro melemah 0,3% menjadi US$ 1,2290. Sepanjang pekan lalu, penguatan euro mencapai 1,4%. Selain itu, euro juga keok 0,3% menjadi 96,34 yen, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam dua pekan di level 97,34 yen pada 27 Juli. Nilai tukar dollar berada di posisi 78,39 yen dari 78,46 yen pada pekan lalu.
Pelemahan euro terjadi sebelum dirilisnya data tingkat pengangguran Eropa. Pasar berspekulasi, data yang rencananya akan dirilis besok (31/7) itu akan menunjukkan angka pengangguran Eropa melonjak ke rekor tertinggi di sepanjang sejarah.
Catatan saja, sejumlah ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, tingkat pengangguran Eropa akan melonjak ke level 11,2% pada Juni dari rekor tertinggi 11,1% pada Mei.
Selain itu, Moody's Investor Service menilai, meski Bank Sentral Eropa (ECB) berkomitmen menjaga euro, namun ECB tak dapat menangani krisis utang tersebut seorang diri.
"Meskipun ECB melakukan pelonggaran kebijakan, akan membutuhkan waktu untuk melihat dampak dari kebijakan tersebut. Saat ini, data ekonomi masih akan tetap lemah dan eurp akan terus dilanda aksi jual jika data yang dirilis negatif," papar Masakazu Sato, foreign exchange adviser Gaitame Online Co di Tokyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News