kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -898,75   -100.00%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Koreksi Bitcoin hanya bersifat sementara


Kamis, 09 September 2021 / 19:45 WIB
 Pengamat: Koreksi Bitcoin hanya bersifat sementara
ILUSTRASI. Harga Bitcoin turun lagi setelah cetak harga tertingginya pada Selasa (7/9)


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin rupanya belum bisa bangkit setelah menyentuh level US$ 52.850 per BTC pada Selasa (7/9). Merujuk Coinmarketcap.com, harga Bitcoin pada pukul 18.20 WIB berada di level 46.299 per BTC atau melemah 12,40% dari harga tertingginya pada Selasa lalu.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menjelaskan, koreksi harga Bitcoin tidak terlepas dari aksi jual besar-besaran di pasar aset kripto. 

Ia bilang, di tengah penguatan dolar AS dalam dua hari terakhir, kondisi tersebut dimanfaatkan investor untuk melikuidasi sebagian kepemilikan Bitcoin guna mendapatkan harga pembelian yang lebih rendah. 

“Jadi penurunan murni dipengaruhi faktor teknis, karena posisi mayoritas aset kripto, termasuk Bitcoin sudah berada pada posisi over value. El Savador yang telah mengesahkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah juga tidak memberi banyak katalis positif karena pasar sudah priced-in,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/9).

Sementara Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir menilai, koreksi yang terjadi pada Bitcoin saat ini cenderung sementara. Menurutnya, koreksi saat ini akan membuat Bitcoin stabil terlebih dahulu mengingat sebulan terakhir Bitcoin sudah naik sangat signifikan.

Baca Juga: Aksi profit taking bawa harga Bitcoin kembali ke area US$ 46.000 per Btc

Oleh karena itu, menurutnya momen Bitcoin yang “istirahat” ini adalah hal yang wajar. Sementara secara fundamental, Christopher meyakini Bitcoin masihlah kuat dan masih menunjukkan penguatan. Hal ini terlihat dari adanya jumlah Bitcoin yang keluar dari bursa secara signifikan, yakni lebih dari 50,000 BTC dalam sebulan terakhir.

Untuk saat ini, Christopher melihat level support Bitcoin berada di US$ 42.000 per Btc dengan level resisten berada di US$ 53.000 per Btc. Sementara berdasarkan hitungan Sutopo, posisi suport Bitcoin ada di US$ 42.843 dengan kemungkinan pelemahan masih mencari area US$ 41.300. 

“Namun dalam grafik intraday lebih menggambarkan posisi konsolidasi, pertumbuhan minat di tengah kenaikan inflasi global masih akan menjadi motor bagi Bitcoin untuk bisa kembali naik ke area harga US$ 48.000 - US$ 50.000 per Btc,” tutup Sutopo.

Selanjutnya: Standard Chartered: Harga Ethereum bisa menyentuh US$ 26.000-US$ 35.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×