Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana sejumlah klub sepakbola tanah air untuk menggalang dana dari pasar modal kembali menyeruak. Bali United dikabarkan paling santer membidik dana Rp 300 miliar dari mekanisme initial public offering (IPO) tersebut.
Namun wacana ini dianggap sebagai gula-gula semata. Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer mengatakan bahwa rencana tersebut masih jauh panggang dari api. Ia menilai saat ini belum ada klub sepakbola yang siap untuk melantai.
"Rencana IPO ini kan daru dulu sudah ada, Arema dulu tahun 2000-an juga mau IPO, Persib juga. Kan sampai sekarang belum bisa dilakukan karena laporan keuangannya, asetnya tidak bisa diukur," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (28/2).
Belum lagi praktik jual beli lisensi yang marak terjadi di tanah air. Hal ini membuat kepercayaan publik terhadap pengelolaan klub sepakbola menjadi surut. Banyak kasus pembelian klub ditengah kompetisi dan mengganti nama hingga home base.
"Erick Thohir dulu waktu beli Inter Milan kan tidak serta merta Inter Milan berganti nama terus perusahaannya ganti PT, karena yang dibeli itu sahamnya. Kalau di Indonesia itu yang diperjualbelikan lisensi klubnya," lanjutnya.
Menurutnya perlu pembenahan administrasi keuangan klub sebelum IPO. Dirinya memperkirakan butuh setidaknya 3 tahun bagi klub yang ingin IPO untuk melakukan hal tersebut. Namun untuk saat ini belum ada klub sepakbola di tanah air yang layak IPO.
"IPO itu masih angan-angan saja, butuh 3 tahun sampai 5 tahun. Itu pun kalau sepakbola kita bersih dari rekayasa dan mafia dan tentu saja kepercayaan suporter kepada klub bukan hanya fanatisme," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News