kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ditanya BEI soal bisnis sepak bola, ini jawaban bos Bali United


Selasa, 26 Februari 2019 / 15:03 WIB
Ditanya BEI soal bisnis sepak bola, ini jawaban bos Bali United


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berencana untuk melantai di pasar modal tahun ini, manajemen Bali United mengunjungi Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melaksanakan mini expose. Dalam kunjungannya tersebut, manajemen mengaku belum menetapkan harga untuk initial public offering (IPO) nanti.

"Kami masih mencari angka terbaiknya berapa," kata CEO Bali United Yabes Tanuri usai mini expose, Selasa (26/2).

Bahkan, Yabes mengatakan pihaknya masih mencari waktu yang tepat untuk bisa menggelar hajatan IPO di bursa. Beberapa kondisi masih menjadi pertimbangan calon emiten sepakbola tersebut. "Kami melihat target untuk bisa (listing) di waktu yang tepat, tergantung dari ekonomi dan pertandingan kami juga," ujarnya.

Adapun penggunaan dana IPO akan digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, termasuk pembelian pemain tergantung prestasi klub sepakbola tersebut. Menurutnya, jika prestasi klub cukup baik, maka perusahaan tidak perlu melakukan pembelian signifikan.

Di samping itu, BEI juga mempertanyakan benefit historical yang didapat dari bisnis klub sepak bola, serta berapa lama bisnis sepakbola bisa bertahan di pasar modal. Keberlangsungan usaha tersebut turut menjadi perhatian BEI.

"Tapi kalau saya perhatikan, lebih banyak perusahaan bola yang bertahan lama dari tahun 1933, 1928 ada juga 1918. Jadi kami merupakan perusahaan yang bertahan lama," ungkap Yabes.

Selain itu, maraknya isu korupsi dan sogok menyogok di dunia sepakbola, diharapkan bisa berkurang dengan klub sepakbola melantai di bursa. Bali United berharap dengan adanya keterbukaan informasi, bisnis klub sepakbola bisa lebih transparan.

"Secara pasti, kami berusaha untuk keterbukaan informasi, kami dimintakan laporan keuangan per tiga bulan ke Otoritas Jasa Keuagan (OJK) dan kami berusaha selalu terbuka," jelasnya.

Yabes mengaku, pemain Bali United saat ini sudah lengkap dan dalam waktu dekat pihaknya belum berencana untuk menambah pemain ataupun melakukan merger dengan klub lain. Asal tahu saja, pada 3 Februari 2019 kemarin, Bali United telah membeli pemain asing untuk mengisi kekosongan posisi gelandang yakni Paulo Sergio untuk kontrak dua tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×