Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan bahwa penerbitan surat utang korporasi di tahun 2023 akan berada pada kisaran Rp 144,24 triliun–Rp 158,27 triliun. Proyeksi tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan penerbitan obligasi korporasi di tahun 2022 yang mencapai Rp 163,6 triliun.
Ekonom Pefindo Suhindarto mengatakan, hal itu dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adalah kebutuhan refinancing dari surat utang jatuh tempo yang diperkirakan masih akan tinggi, meskipun tidak setinggi di tahun 2022.
“Kami mencatat bahwa surat utang yang akan jatuh tempo di tahun 2023 sebesar Rp 127,8 triliun. Jumlah tersebut sedikit menurun jika dibandingkan dengan besaran surat utang jatuh tempo di tahun lalu yang mencapai Rp 157 triliun,” kata Suhindarto kepada Kontan.co.id, Senin (13/2).
Baca Juga: Penerbitan Surat Utang Korporasi Tahun 2022 Naik 45%, Terbesar Sejak 2017
Selain itu, kondisi suku bunga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu juga masih akan menjadi faktor risiko yang membayangi penerbitan surat utang di tahun 2023. Menurut Suhindarto, kondisi suku bunga yang lebih tinggi ini juga berpotensi untuk menahan pertumbuhan konsumsi masyarakat yang akan berdampak pada risiko pelemahan pertumbuhan ekonomi ke depan.
“Risiko pelemahan itu pada gilirannya akan menjadi downside risk bagi penerbitan surat utang,” ungkap dia.
Di samping itu, pasar akan cenderung untuk melakukan wait and see dan menunda investasi di paruh akhir tahun 2023 akibat sudah memasuki periode persiapan pemilu dan kampanye.
“Ada kecenderungan dari penerbitan surat utang yang akan lebih rendah saat tahun pemilu tanpa petahana dibandingkan dengan pemilu yang salah satu kontestannya adalah petahana,” tutur dia.
Baca Juga: Waspadai Investasi Bodong, Simak 5 Tips Sebelum Berinvestasi
Meskipun demikian, Suhindarto melihat, masih terdapat faktor pendorong dari penerbitan surat utang korporasi di tahun 2023. Aktivitas sektor riil yang masih terjaga seiring dengan pemberhentian PPKM oleh pemerintah juga akan memberikan sentimen positif pada perekonomian nasional secara makro.
“Pada gilirannya, akan mendorong penerbitan surat utang yang semakin tinggi seiring dengan kebutuhan dana untuk melakukan ekspansi bisnis guna menjawab peningkatan permintaan,” papar dia.
Selain itu, kata Suhindarto, keberlanjutan penerbitan dari EBUS Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) di tahun 2023 ini masih cukup tinggi dan dapat mendorong penerbitan surat utang korporasi di tahun 2023.
“Bisnis multifinance dan perbankan yang ditargetkan untuk tumbuh tinggi di tahun 2023 juga bisa menjadi salah satu sentimen positif di tahun 2023,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News