Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah turunnya penerbitan obligasi korporasi, sukuk korporasi di sepanjang tahun ini masih bisa mencatatkan pertumbuhan penerbitan. Minat investor terhadap instrumen surat utang ekonom dan fund manager proyeksikan akan selalu meningkat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 7 Desember 2018, penerbitan sukuk korporasi berhasil tumbuh Rp 3,76 triliun menjadi Rp 10,26 triliun dari penerbitan tahun lalu di Rp 6,5 triliun.
Sementara, penerbitan obliagsi korporasi tercatat menurun signifikan sebesar Rp 50,76 triliun menjadi Rp 99,45 triliun dari penerbitan tahun lalu di Rp 150,21 triliun.
Di tengah penurunan penerbitan surat utang korporasi secara keseluruhan, sukuk korporasi berhasil konsisten catatkan pertumbuhan karena ditopang oleh minat investor tehadap surat utang syariah.
Ifan Mohamad Ihsan, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mengatakan, faktor utama penerbitan sukuk tetap bertumbuh karena tingginya permintaan akan sukuk. "Jika dilihat secara umum kupon antara sukuk korporasi dan obligasi korporasi relatif sama, sehingga permintaan investor jadi faktor utama pendukung peneribitan sukuk," kata Ifan, Jumat (22/12).
Ifan mencatat di tahun ini jumlah obligasi korporasi dan sukuk korporasi yang jatuh tempo sekitar Rp 78 triliun. Sementara, jumlah sukuk korporasi yang jatuh tempo di tahun ini sebesar Rp 3 triliun saja.
Senada, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Anil Kumar mengatakan, pertumbuhan penerbitan sukuk korporasi di tahun ini didukung oleh minat spefisik investor pada surat utang korporasi syariah. "Saat ini syariah menjadi segmen yang kemungkinan akan dilirik di masa yang akan datang," kata Anil, Jumat (22/12).
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana juga mengatakan, investor kini mulai menyadari dan mengenal surat utang korporasi syariah. Ke depan, Fikri memproyeksikan akan semakin banyak investor yang mengenali investasi syariah sehingga penerbitan sukuk korporasi bisa cepat bertumbuh dan cepat diserap pasar.
Selain dari minat investor yang terus bertumbuh, Anil memproyeksikan selama imbal hasil yang diberikan sukuk korporasi lebih tinggi dari obligasi korporasi konvensional, maka sukuk korporasi berpotensi akan diminati investor.
Penerbitan sukuk korporasi bisa terus tumbuh seiring dengan emiten yang jeli membidik investor yang hanya bisa berinvestasi di instrumen syariah. "Sumber dana baru jadi bisa dijangkau oleh emiten," kata Anil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News