Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan free float 100% pada indeks LQ45 dinilai menjadi upaya paling transparan untuk menggambarkan pergerakan pasar sesungguhnya.
"Kalau dulu emiten yang kapitalisasi besar tapi free float kecil bergerak langsung membuat indeks bergerak. Ini untuk menghindari itu," jelas Kepala Riset Invofesta Wawan Hendrayana kepada Kontan.co.id, Rabu (24/7).
Kendati dinilai positif, penerapan kebijakan baru ini nantinya akan mempengaruhi pergerakan anggota indeks LQ45 tersebut. Bagi emiten yang memiliki saham yang diperdagangkan ke publik (free float) porsinya kecil maka akan tertekan.
"Dalam jangka pendek bisa terjadi tekanan. HMSP dan UNVR akan terpengaruh," jelas dia.
Kondisi ini justru menjadi kesempatan untuk memborong saham dengan kapitalisasi yang besar terutama bagi investor jangka pendek. Sementara untuk investor jangka panjang, fundamental emiten tetap menjadi faktor penting. "Kalaupun ada penurunan bukan karena buruk, lebih karena penyesuaian," imbuh dia.
Wawan juga mengatakan rebalancing indeks LQ45 juga tidak akan berpengaruh besar pada posisi keanggotaannya. Perubahan posisi anggota indeks ini lebih digerakkan oleh likuiditas alias seberapa sering saham tersebut diperjualbelikan.
"Tidak akan mengubah posisi anggota, hanya mengubah bobotnya saja," imbuh dia.
Dari rebalancing ini, beberapa saham yang diuntungkan, jelas dia, umumnya adalah saham dari emiten berpelat merah. Selain itu saham perbankan seperti BBCA, BMRI, dan BBNI akan diuntungkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News