kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penemuan strain virus corona yang lebih ganas menahan penguatan rupiah


Senin, 21 Desember 2020 / 19:29 WIB
Penemuan strain virus corona yang lebih ganas menahan penguatan rupiah
ILUSTRASI. Karyawan menghitung uang pecahan 100 Dollar Amerika di salah satu gerai penukaran uang asing, di Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penemuan strain baru virus corona yang dapat menularkan dengan lebih cepat di Inggris menahan penguatan rupiah dalam merespon pengesahan stimulus Amerika Serikat (AS). Alhasil, rupiah melemah pada perdagangan Senin (21/12).

Mengutip Bloomberg, Senin (21/12), rupiah melemah 0,14% ke Rp 14.130 per dolar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat rupiah melemah 0,24% ke Rp 14.180 per dolar AS.  

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan pengesahan stimulus AS sejatinya merupakan katalis positif bagi rupiah. Penggelontoran stimulus AS menyebabkan suplai dolar AS meningkat dan rupiah harusnya berpotensi menguat.

Namun, saat ini rupiah tidak berdaya karena terhantam penemuan virus corona baru dengan tingkat penularan yang lebih cepat di Inggris. Hingga, kawasan eropa membatasi perjalanan dari dan ke Inggris. 

Baca Juga: Rupiah melemah, dipicu harapan ekonomi AS membaik setelah disetujuinya paket stimulus

"Kekhawatiran mengenai strain virus corona baru, memicu pelaku pasar menjauhi aset berisiko dan beralih mencari dolar AS yang lebih aman dan likuid," kata Faisyal, Senin (21/12). 

Pada perdagangan Selasa (22/12), Faisyal memproyeksikan rupiah berpotensi melemah karena masih tertekan sentimen virus korona baru yang lebih ganas. Selain itu, ketidakpastian persoalan Brexit juga berpotensi menekan rupiah. 

"Fundamental dalam negeri cukup baik, pelemahan rupiah saat ini memang karena faktor global," kata Faisyal. 

Ia memperkirakan, rupiah pada Selasa (22/12) akan bergerak di rentang Rp 14.100 per dolar AS-14.200 per dolar AS. 

Selanjutnya: Rupiah spot melemah 0,14% ke Rp 14.130 per dolar AS pada Senin (21/12)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×