kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.746   24,00   0,14%
  • IDX 8.263   21,22   0,26%
  • KOMPAS100 1.153   2,96   0,26%
  • LQ45 843   1,52   0,18%
  • ISSI 285   -0,13   -0,05%
  • IDX30 443   2,09   0,47%
  • IDXHIDIV20 510   -1,22   -0,24%
  • IDX80 130   0,41   0,32%
  • IDXV30 135   -0,75   -0,55%
  • IDXQ30 141   0,40   0,29%

Pendapatan Remala Abadi (DATA) Naik 26% per September 2025


Senin, 03 November 2025 / 14:26 WIB
Pendapatan Remala Abadi (DATA) Naik 26% per September 2025
ILUSTRASI. Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi Grup Djarum, PT Remala Abadi Tbk (DATA), membukukan pertumbuhan kinerja sepanjang periode Januari-September 2025.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi Grup Djarum, PT Remala Abadi Tbk (DATA), membukukan pertumbuhan kinerja sepanjang periode Januari-September 2025.

Pada kuartal III 2025, Remala meraih total pendapatan sebesar Rp 314,4 miliar, meningkat 26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

EBITDA yang dinormalisasi (normalized EBITDA) sebesar Rp 144 miliar dengan normalized EBITDA margin 46%. Laba bersih yang dinormalisasi (normalized PAT) sebesar Rp 65 miliar.

Adrian Renaldy, Direktur Remala Abadi menyampaikan, masih positifnya pendapatan perseroan di kuartal III ini tidak lepas dari strategi manajemen yang tepat dalam melakukan ekspansi penggelaran jaringan fiber to the home (FTTH) di berbagai wilayah. 

Baca Juga: Begini Strategi Remala Abadi (DATA) Genjot Kinerja pada 2025

Menurut Adrian, kebutuhan masyarakat akan fixed broadband di Indonesia masih sangat tinggi. Kebutuhan yang sangat tinggi ini menjadi peluang bagi ekspansi Nethome yang meningkatkan kinerja perseroan di masa mendatang.

“Ekspansi FTTH yang dicanangkan manajemen dengan brand Nethome di awal tahun terbukti efektif dan sudah menunjukkan hasil yang positif. Hal ini dibuktikan dengan homepass yang dibangun Remala sudah menjadi homeconnect paid,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (3/11)..

Hingga akhir tahun 2025, Remala akan terus agresif membangun jaringan FTTH di berbagai wilayah di Jawa dan Bali. Salah satu terobosan perseroan untuk mempercepat penetrasi Nethome adalah dengan menjalin kemitraan dengan beberapa mitra di daerah.

Selain itu, Remala juga membeli beberapa jalur backbone dan mengajukan izin Network Access Provider (NAP) guna mendukung ekspansi perseroan di masa mendatang. 

Adrian berharap, akuisisi backbone dan pengajuan izin NAP ini dapat meningkatkan utilisasi backbone sekaligus membuka peluang pendapatan baru bagi perseroan.

Baca Juga: Emiten Grup Djarum, Remala Abadi (DATA) Siapkan Capex Rp 500 Miliar

Meski agresif, Remala tetap menjalankan asas kehati-hatian dalam penggelaran FTTH maupun akuisisi backbone. Akuisisi backbone yang dilakukan Remala ini bertujuan untuk mendukung rencana besar perseroan yang akan menggelar jaringan FTTH diberbagai daerah. 

“Dengan strategi yang dimiliki manajemen, Remala optimis nantinya setiap homeconnect yang dibangun akan segera menjadi homeconnect paid,” kata Adrian.

Selain menggarap pangsa pasar ritel melalui Nethome, Remala juga terus menggembangkan segmen pasar business-to-business (B2B) pemerintahan (government) dan wholesale yang selama ini sudah digarap. 

Saat ini segmen B2B, pemerintahan dan wholesale juga memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan pendapatan Remala.

Adrian menjelaskan, Remala memiliki beragam segmen pasar. Setiap segmen pasar memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing. 

“Diversifikasi segmen pasar itulah yang selama ini membuat kinerja keuangan Remala cukup solid,” imbuhnya.

Baca Juga: Triasmitra Gandeng Remala Abadi Untuk Pemanfaatan Lima Kabel Backbone

 

Selanjutnya: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 1-7 November 2025, Kecap + Toples Harga Spesial

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 1-7 November 2025, Kecap + Toples Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×