Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi (PPRE) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,6 triliun. Jumlah tersebut meningkat 20% bila dibandingkan semester I-2018 yang tercatat Rp 1,3 triliun.
Kenaikan pendapatan tersebut ikut mengerek peningkatan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 9,5% yoy menjadi Rp 160 miliar.
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) raih pertumbuhan pendapatan 39% di kuartal I 2019
Adapun peningkatan pendapatan bersih utamanya didukung oleh penyelesaian proyek infrastruktur strategis nasional yaitu proyek runway 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta seksi 2 berupa taxiway yang telah selesai seluruhnya.
Kemudian progres dari order book yang ada, yaitu proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta seksi I berupa runway, jalan tol Pandaan-Malang dan jalan tol Manado-Bitung. Ketiganya sudah mencapai progres lebih dari 80%.
Serta proyek order book lainnya seperti bendungan Way Sekampung dan bendungan Leuwi Keris, jalan tol Serang-Panimbang, jalan akses PLTA Cisokan, overlay Bandara Internasional Minangkabau, proyek pengembangan Bandara Syamsudin Noor, proyek Polux Batam, serta proyek erector Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai.
Baca Juga: PPRE kerjasama dengan Pratama Widya & Sunward di bidang solusi dan teknologi
Direktur Keuangan PPRE Benny Pidakso menambahkan profitabilitas perseroan mengalami peningkatan. Margin kotor meningkat dari 23,3% menjadi 24,3%, margin usaha meningkat dari 20,9% menjadi 22% dan margin EBITDA meningkat dari 28,6% menjadi 33,9%.
"seiring dengan peningkatan operasional melalui praktik business excellence serta pengimplementasian teknologi informasi antara lain SAP & Internet of Things-loT," imbuh Benny melalui keterangan tertulis yang dikutip Kontan, Minggu (4/8).
Sementara itu Harga Pokok Pendapatan meningkat sebesar 18,5% menjadi Rp 1,21 triliun.
Baca Juga: PTPP menyiapkan agenda di semester II-2019
Dari sisi neraca, PPRE mencatatkan peningkatan total aset sebesar 11,8% sejak awal tahun menjadi Rp 7 triliun. Sebagian besar berasal dari peningkatan piutang usaha dan tagihan bruto sebesar 31,4% menjadi Rp 2,3 triliun.
Sedangkan total liabilitas tercatat Rp 4,1 triliun atau mengalami peningkatan sejak awal tahun sebesar 19,2%. Adapun liabilitas jangka pendek sebesar Rp 2,2 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar RP 1,9 triliun.
Peningkatan paling besar terjadi pada utang bank jangka pendek yaitu 124,75% menjadi Rp 441,85 miliar. Serta utang bank jangka panjang naik 15,4% sejak awal tahun menjadi Rp 1,57 triliun.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Tawarkan Dividen Menarik
"Rasio lancar mengalami sedikit penurunan dari 1,8 kali menjadi 1,7 kali, sedangkan net gearing meningkat dari 0,6 kali menjadi 0,8 kali, masih bisa dijaga di bawah satu kali, sehingga perseroan memiliki ruang leverage yang terbuka lebar untuk ekspansi bisnis," imbuh Benny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News