Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan kondisi kelebihan pasokan (oversupply) semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mampu mencatatkan kinerja yang apik. Emiten semen ini mampu membukukan kenaikan pendapatan dan laba pada periode tahun lalu.
Tahun lalu, INTP membukukan pendapatan sebesar Rp 15,94 triliun atau naik tipis 4,9% dari realisasi tahun 2018 sebesar Rp 15,19 triliun. Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 1,83 triliun atau naik 60,26%. Tahun lalu, INTP hanya membukukan laba bersih senilai Rp 1,14 triliun.
Baca Juga: Emiten semen menggenjot hilirisasi, efektifkah mengurangi oversupply?
Penjualan semen kepada pihak ketiga masih menjadi kontributor utama dengan torehan Rp 14,09 triliun atau 88,3% dari pendapatan total INTP. Disusul dengan penjualan beton siap pakai sebesar Rp 1,68 triliun (10,53%) dan sisanya merupakan penjualan agregat serta penjualan semen ke pihak berelasi.
Dari sisi penjualan, emiten semen ini berhasil menjual 18,1 juta ton semen sepanjang 2019 atau sedikit lebih tinggi dari realisasi tahun 2018 yang mencapai 18 juta ton.
Di sisi lain, INTP juga berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 3,5% menjadi Rp 10.44 triliun. Meski demikian, beberapa beban tercatat naik seperti misalnya beban usaha naik menjadi Rp 3,5 triliun dan beban operasi lain yang naik menjadi Rp 147,54 miliar.
Laba per saham dasar INTP juga naik menjadi Rp 498,56 per saham dari sebelumnya Rp 311,29 per saham pada 2018.
Baca Juga: Indocement (INTP) belum mau buy back saham, ini alasannya
Per Desember 2019, jumlah aset INTP mencapai Rp 27,70 triliun. Jumlah ini terdiri atas liabilitas senilai Rp 4.62 triliun dan ekuitas senilai Rp 23.08 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News