kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Indonesian Tobacco (ITIC) naik 34,7% pada 2020, berikut pendorongnya


Rabu, 31 Maret 2021 / 20:06 WIB
Pendapatan Indonesian Tobacco (ITIC) naik 34,7% pada 2020, berikut pendorongnya
ILUSTRASI. Aktivitas pengolahan tembakau oleh?PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi kinerja PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) sepanjang tahun 2020 melampaui target yang sebesar 20%, baik untuk top line maupun bottom line. Pada tahun lalu, produsen tembakau iris ini membukukan peningkatan pendapatan 34,7% year on year (yoy) menjadi Rp 224,3 miliar dari sebelumnya Rp 166,57 miliar.

Dari segi bottom line, Indonesian Tobacco bahkan berhasil membalikkan keadaan. Pada tahun 2019, Indonesian Tobacco mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 7 miliar. Sementara pada tahun 2020, Indonesian Tobacco membukukan laba tahun berjalan Rp 6,12 miliar.

Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Tbk Djonny Saksono mengatakan, pertumbuhan pendapatan tersebut dapat dicapai karena Indonesian Tobacco terus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya. 

"Kami juga lebih agresif dalam sisi promosi, pemasaran, dan distribusi produk-produk kami," ucap Djonny saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (31/3).

Baca Juga: Pendapatan produsen tembakau iris Indonesian Tobacco (ITIC) meningkat 34,7%

Secara rinci, kenaikan penjualan ini didukung oleh penjualan dalam negeri yang tumbuh cukup signifikan. Sebelum dikurangi retur dan diskon, penjualan lokal Indonesian Tobacco meningkat 35,9% yoy menjadi Rp 227,43 miliar, sementara penjualan ekspor Indonesian Tobacco turun 10,3% yoy mejadi Rp 2,28 miliar.

Menurut Djonny, peningkatan penjualan di pasar domestik terjadi secara merata di seluruh wilayah pemasaran Indonesian Tobacco, baik di pasar yang sudah lama maupun pasar baru. 

Perusahaan ini tercatat menjual produknya ke Papua, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Jambi, Pekanbaru, Jawa Tengah, dan di sekitar Malang.

Sementara itu, penurunan penjualan yang terjadi di pasar ekspor disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan banyaknya lockdown di negara tujuan ekspor ITIC, yaitu Singapura, Malaysia, dan Jepang. 

"Namun penurunan ekspor tidak signifikan. Hanya saja karena adanya kenaikan volume penjualan domestik yang sangat besar sehingga mengakibatkan persentase ekspor terlihat mengecil," kata Djonny.

Untuk tahun 2021, ITIC masih tetap menargetkan pertumbuhan double digit sebesar 10%, baik di top line maupun bottom line. Pasalnya, realisasi pertumbuhan tahun lalu sudah cukup jauh melampaui target awal.

Baca Juga: Saham rokok sempat kompak mencatatkan penguatan, ini sebabnya

Untuk mencapai target kinerja tersebut, ITIC akan terus meningkatkan efisiensi dalam proses produksi, sistem pembelian, serta penyimpanan bahan baku untuk lebih menghemat pengeluaran.  ITIC juga akan terus meningkatkan volume penjualan serta memperbesar wilayah pemasaran yang ada untuk merebut pangsa pasar.

"Ditunjang dengan kenaikan harga jual yang wajar di sekitar angka inflasi, kami yakin target target untuk tahun 2021 ini akan bisa kami capai," ucap Djonny. 

ITIC juga akan terus fokus untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk, serta akan lebih agresif dalam sisi promosi, distribusi, dan pemasaran produk-produknya.

Selanjutnya: Pasar segera dibuka, ini rekomendasi untuk saham HMSP, GGRM, RMBA, ITIC & WIIM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×