Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Top line dan bottom line PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kompak anjlok di kuartal I-2024. Emiten nikel ini mengantongi pendapatan senilai US$ 229,93 juta dalam tiga bulan pertama 2024, turun 36,68% dibanding periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY).
Sebagai perbandingan, dalam laporan keuangan yang disajikan kembali, INCO meraup pendapatan sebesar US$ 363,18 juta pada kuartal I-2023. Merujuk laporan keuangan yang dirilis Minggu (30/6) malam, penurunan pendapatan INCO pada kuartal I-2024 terjadi karena merosotnya penjualan kepada pihak berelasi, Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (SMM).
Penjualan INCO kepada VCL per 31 Maret 2024 anjlok 36,72% (YoY) menjadi US$ 183,74 juta. Sedangkan penjualan kepada SMM ambles 36,54% (YoY) menjadi US$ 46,19 juta.
Asal tahu saja, seluruh penjualan grup dilakukan berdasarkan kontrak-kontrak penjualan "harus ambil" jangka panjang (long-term offtake sales agreement) dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Harga ditentukan dengan formula yang didasarkan atas harga tunai di London Metal Exchange (LME) dan harga realisasi rata-rata VCL. Semua penjualan grup merupakan transaksi dengan pihak-pihak berelasi.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Akan Mengantongi Rp 1,84 Triliun Lewat Rights Issue
Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan INCO ikut menyusut. Namun dengan level penurunan yang hanya sebesar 8,06% (YoY) menjadi US$ 209,84 juta.
Hasil ini membuat laba bruto INCO ambles hingga 85,11% (YoY) dari sebelumnya US$ 134,93 juta menjadi US$ 20,09 juta pada kuartal I-2024.
INCO bisa menekan beban usaha sebanyak 46,33% (YoY) menjadi US$ 6,30 juta dan beban lainnya turun 93,17% (YoY) menjadi US$ 635.000. Sementara itu, pendapatan lainnya tumbuh dari US$ 117.000 menjadi US$ 1,55 juta.
Namun, hasil tersebut hanya bisa mengakumulasi laba usaha senilai US$ 14,71 juta pada kuartal I-2024. Laba usaha INCO anjlok 87,10% dibandingkan capaian US$ 114,07 juta pada kuartal I-2023.
Pada periode kuartal I-2024, INCO juga mencatatkan kerugian atas pengakuan nilai wajar aset derivatif sebesar US$ 12,88 juta. Dibandingkan keuntungan US$ 96,18 juta pada kuartal I-2023.
Hasil itu membuat bottom line INCO turun signifikan. INCO meraih laba bersih senilai US$ 6,19 juta pada kuartal I-2024. Anjlok 96,33% dibandingkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kuartal I-2023 yang kala itu mencapai US$ 168,71 juta.
Penurunan kinerja ini membuat laba per saham dasar dan dilusian INCO merosot. Dari US$ 0,0170 per 31 Maret 2023 menjadi US$ 0,0006 per 31 Maret 2024.
Per 31 Maret 2024, INCO memiliki total aset sebesar US$ 2,89 miliar. INCO mempunyai total liabilitas senilai US$ 325,44 juta, dengan jumlah ekuitas sebesar US$ 2,56 miliar. INCO memiliki kas dan setara kas pada akhir periode senilai US$ 730,85 juta.
Dari sisi pergerakan saham, menutup perdagangan semester I-2024 pada Jum'at (28/6) INCO menguat 5,50% ke harga Rp 4.220 per. Jika diakumulasi secara year to date, harga saham INCO hanya melemah tipis 0,42%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News