kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Pendapatan dan Laba Bersih Timah (TINS) Menyusut pada Semester I-2025


Jumat, 01 Agustus 2025 / 10:45 WIB
Pendapatan dan Laba Bersih Timah (TINS) Menyusut pada Semester I-2025
ILUSTRASI. Timah (TINS) cetak kinerja kurang memuaskan setelah pendapatan dan laba kompak turun di semester I-2025


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan laporan keuangan konsolidasikan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2025. 

TINS melaporkan harga timah pada semester I-2025 menunjukkan tren stabilisasi setelah mengalami gejolak hebat pada awal 2025. Harga timah London Metal Exchange (LME) masih didukung oleh stok yang ketat dan pasokan terbatas karena tambang Man Maw di Myanmar masih offline hingga Agustus 2025 dan smelter Pulau Indah di Malaysia belum beroperasi penuh.

Selain itu, ekspor timah Indonesia memperlihatkan pemulihan signifikan yakni naik 177% dalam enam bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun 2025.

Secara umum, permintaan global terhadap logam timah, khususnya dari industri elektronik seperti tin solder dan tin chemical tetap tinggi. Hal ini didorong oleh kebutuhan dari pasar Jepang dan China. 

Baca Juga: Ini Strategi PT Timah (TINS) Menjaga Bisnis Tumbuh Berkelanjutan

Namun, ketidakpastian kebijakan tarif perdagangan dari Amerika Serikat berpotensi memberi tekanan terhadap permintaan global. Meski begitu, harga timah cenderung stabil karena permintaan global yang cukup kuat sekalipun tetap ada risiko fluktuasi akibat faktor geopolitik dan terbatasnya pasokan.

Hingga akhir Juni 2025, persediaan timah di gudang LME berada di level 2.220 ton atau turun 53,3% dari posisi awal tahun 2025 di level 4.760 ton.

Berdasarkan CRU Tin Monitor, pertumbuhan produksi logam timah global pada semester I-2025 diperkirakan tumbuh 10,5% year on year (yoy) menjadi 192.611 ton, sedangkan konsumsi logam timah global pada semester I-2025 diperkirakan tumbuh 3,9% yoy menjadi 191.163 ton.

Terkait kinerja operasional perusahaan, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 6.997 ton Sn pada semester I-2025 atau turun 32% yoy dibandingkan semester I-2024 sebesar 10.279 ton Sn.

Hal ini disebabkan oleh belum optimalnya aktivitas penambangan di darat dan laut seiring cuaca angin utara dan angin selatan, kondisi cadangan tidak menerus (spotted), dan masih terjadinya aktivitas penambangan ilegal.

Produksi logam timah TINS juga turun 29% yoy menjadi 6.870 metrik ton pada semester I-2025, dibandingkan periode sebelumnya sebesar 9.675 metrik ton. Penjualan logam timah TINS ikut berkurang 28% yoy menjadi 5.983 metrik ton pada semester I-2025, dibandingkan periode sebelumnya sebesar 8.299 metrik ton. 

Di sisi lain, harga jual rata-rata logam timah tercatat sebesar US$ 32.816 per metrik ton pada semester I-2025, tumbuh 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar US$ 30.397 per metrik ton pada semester I-2024.

Baca Juga: Timah (TINS) Suntik Modal ke Anak Usaha Rp 10 Miliar

Pada semester I-2025, TINS mencatatkan penjualan logam timah domestik sebesar 8% dan ekspor logam timah sebesar 92% dengan enam besar negara tujuan ekspor antara Jepang (20%), Korea Selata (19%), Singapura (16%), Belanda (10%), Italia (5%), dan India (4%).

Dari sisi keuangan, TINS membukukan pendapatan sebesar Rp 4,22 triliun pada semester I-2025 atau turun 19% yoy dibandingkan realisasi semester I-2024 sebesar Rp 5,21 triliun seiring dengan penurunan volume penjualan logam timah. Beban pokok pendapatan TINS juga berkurang 15,6% yoy dari Rp 4 triliun pada semester I-2024 menjadi Rp 3,37 triliun pada semester I-2025.

TINS meraih laba usaha sebesar Rp 380 miliar pada semester I-2025, lebih rendah dari capaian semester I-2024 sebesar Rp 687 miliar. EBITDA TINS juga berkurang 31% yoy menjadi Rp 687 miliar pada semester I-2025, dari sebelumnya Rp 1,21 triliun.

Pada semester I-2025, TINS membukukan laba bersih sebesar Rp 300,07 miliar atau turun 30,93% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hasil ini juga mencerminkan 93% dari target laba bersih yang telah ditentukan perusahaan yaitu Rp 322,64 miliar.

Nilai aset TINS pada semester I-2025 turun 4% menjadi Rp 12,33 triliun dari Rp 12,80 triliun pada akhir 2024. Sementara itu, posisi liabilitas TINS tercatat sebesar Rp 5,03 triliun pada semester I-2025, turun 6% dibandingkan posisi akhir 2024 sebesar Rp 5,35 triliun karena pembelian kembali seluruh medium term notes.

Posisi ekuitas TINS juga mengalami penurunan 2% dari Rp 7,45 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp 7,29 triliun pada akhir semester I-2025 karena adanya pembagian dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp 475 miliar yang telah dibayar pada Juli 2025.

Kinerja keuangan TINS mencerminkan kondisi yang sehat dan tabik. Hal ini tercermin dari sejumlah indikator penting, seperti Quick Ratio yang mencapai 63,6% yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa bergantung pada persediaan.

Current Ratio TINS yang berada di level 204,1% memberi gambaran bahwa TINS dalam kondisi keuangan yang aman untuk pemenuhan kewajiban jangka pendek.

Dari sisi struktur modal, Debt to Asset Ratio TINS tercatat sebesar 40,8% dan Debt to Equity Ratio sebesar 69,0% yang menandakan bahwa tingkat utang masih berada di dalam batas yang aman dan terkendali. Secara keseluruhan, angka-angka ini memperlihatkan bahwa TINS berada dalam posisi keuangan yang cukup stabil untuk mendukung operasional perusahaan ke depan.

 

“Perusahaan terus berupaya mengoptimalkan volume produksi melalui peningkatan sumber daya dan cadangan, penambahan armada produksi dan jumlah tambang, pengamanan wilayah IUP, serta transformasi proses bisnis agar dapat mencapai target sebagaimana telah ditetapkan perusahaan,” ungkap Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah Fina Eliani dalam keterbukaan informasi, Kamis (31/7/2025).

TINS telah menetapkan sasaran pokok tahun 2025. Di antaranya produksi bijih timah ditargetkan mencapai 21.500 ton Sn, produksi logam timah sebesar 21.545 metrik ton, dan penjualan logam timah sebesar 19.065 metrik ton.

Untuk mencapai target tersebut, TINS fokus pada peningkatan pengelolaan cadangan dan sumber daya, kepemimpinan pasar, agresivitas produksi dan kinerja operasi, penguatan hilirisasi serta industrialisasi, transformasi proses bisnis, serta pengembangan center of excellence dan optimalisasi portofolio.

Selanjutnya: Malaysia Luncurkan Rencana Ambisius senilai Rp 2.355 Triliun!

Menarik Dibaca: Promo HokBen Friday Deals Tiap Jumat, Paket Makan Berdua Cuma Rp 29.000-an Per Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×