Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) berhasil mencetak pertumbuhan kinerja sepanjang 2023. Pendapatan dan laba bersih emiten produsen gas industri ini kompak melonjak di tahun lalu.
Melansir laporan keuangan tahun buku 2023, SBMA membukukan pendapatan sebesar Rp 113,36 miliar. Raihan ini meningkat 9,38% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 103,64 miliar di 2022.
Rinciannya, penjualan gas berkontribusi sebesar Rp 109,16 miliar yang melonjak 9,58% YoY. Kemudian pendapatan jasa menyumbang Rp 4,20 miliar dari seluruh pendapatan SBMA di sepanjang 2023.
Berdasarkan jenis produknya, penjualan Acetylene mencapai Rp 33,66 miliar. Kemudian penjualan Argon, Oxygen dan Nitrogen masing-masing berkontribusi Rp 22,59 miliar, Rp 22,62 miliar dan Rp 6,36 miliar.
Baca Juga: Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Menangkan Tiga Tender Baru
Berikutnya penjualan dari produk karbondioksida menyumbang Rp 7,79 miliar terhadap pendapatan SBMA. Lalu penjualan produk lain-lain SBMA terkumpul sebesar Rp 20,32 miliar selama 2023.
Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan SBMA juga ikut meningkat sebesar 16,02% YoY menjadi Rp 59,72 miliar di 2023. Padahal di tahun sebelumnya, beban pokok pendapatan SBMA sebesar Rp 51,47 miliar.
Alhasil, laba bersih tahun berjalan SBMA mencapai Rp 4,73 miliar sepanjang 2023. Capaian tersebut meningkat 5,53% secara tahunan dari raihan di 2022 sebesar Rp 4,48 miliar.
Direktur Utama Surya Biru Murni Acetylene Rini Dwiyanti mengatakan, segmentasi pasar terbesar SBMA didominasi oleh pertambangan untuk Balikpapan, reseller (RDMP dan perusahaan fabrikasi serta machinery.
"Sampai saat ini perseroan telah menguasai 5% pasar di Kalimantan dan akan terus meningkat seiring dengan fasilitas produksi yang dimiliki telah mumpuni," jelas Rini dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Selasa (16/4).
Hingga saat ini, SBMA telah menjadi pemasok bagi beberapa perusahaan besar seperti PT Pama Persada Nusantara, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Petrosea Tbk (PTRO), PT ABM Investama Tbk (ABMM) dan PT Bumi Makmur Mandiri Utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News