Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
Adapun penurunan profitabilitas ini berkaitan dengan strategi ekspansi perusahaan dalam melakukan penguatan bisnis yang telah dimulai sejak akhir 2018. Perusahaan yang memproduksi keramik merek Esenza itu mulai merambah bisnis perhotelan.
Di tahun 2018, IKAI mengakuisisi tiga hotel yakni Swiss-Belhotel Bogor,Swiss-Belinn Gajah Mada Medan, dan Hotel Saka Medan. Diversifikasi ini dilakukan untuk mengurangi risiko usaha dalam menopang pertumbuhan perusahaan serta menciptakan sinergi dengan lini bisnis lainnya dalam jangka panjang.
Sekadar informasi, sepanjang tahun 2019 IKAI mengantongi total aset hingga Rp 1,36 triliun naik tipis dari tahun sebelumnya Rp 1,34 triliun. Sementara itu liabilitasnya ditekan 18,77% yoy menjadi Rp 440,98 miliar dan ekuitasnya naik 15,41% YoY menjadi Rp 916,55 miliar.
Di tahun 2020, Presiden Direktur IKAI Teuku Johas Raffli mengaku bahwa pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi operasi bisnis perusahaan. Pihaknya terus meninjau dan menerapkan inisiatif-inisiatif strategis baru untuk mempertahankan bisnisnya.
"Kami telah melakukan penilaian dampak pandemi ini terhadap operasional perusahaan dan oleh karena itu kami akan lebih fokus pada peningkatan efisiensi dan ketahanan sebagai strategi penanggulangan terhadap situasi ini," kata dia dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kontan.co.id, Senin (4/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News