kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pencarian dana di pasar saham hingga minggu kedua April 2020 capai Rp 6,48 triliun


Kamis, 30 April 2020 / 16:35 WIB
Pencarian dana di pasar saham hingga minggu kedua April 2020 capai Rp 6,48 triliun
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (29/4/2020).


Reporter: Kenia Intan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Berdasarkan data Statistik Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak awal tahun hingga Minggu ke-2 April 2020, nilai emisi saham tercatat masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dalam catatan OJK, dari Januari- hingga minggu ke-2 April 2019 nilai emisi saham sebesar Rp 6,28 triliun sedangkan pada Januari hingga minggu kedua April 2020 tumbuh menjadi Rp 6,48 triliun. 

Baca Juga: IHSG naik 0,23%, tiga saham bank ini paling diburu asing

Adapun sebagian besar nilai emisi saham hingga Minggu ke-2 April 2020 itu dikontribusikan dari right Rp 4,41 triliun dan Rp 2,05 triliun lainnya dari IPO saham. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya nilai emisi IPO tahun ini naik dari sebelumnya Rp 790 miliar. Sementara nilai right-nya menurun dari Rp 5,49 triliun. 

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menjelaskan bahwa emisi saham yang terlihat lebih tinggi tahun ini karena ditopang oleh emisi dari awal tahun hingga pertengahan Maret 2020. Saat itu, lanjut Teguh, pandemi COVID-19 belum merebak. Masyarakat pun hanya diimbau berada di rumah, belum ada penerapan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). 

" Mungkin pengaruhnya baru akan kelihatan di kuartal II ini, sekitar Juni nanti," kata Teguh ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/4). 

Teguh menganggap, pencarian dana di pasar obligasi dan sukuk lebih bisa menggambarkan kondisi riil pasar saat ini. Sebab, ketika menerbitkan obligasi dana tersebut benar-benar terserap oleh publik. Tidak seperti IPO yang ada potensi sahamnnya dibeli oleh pihak perusahaannya sendiri. 

Adapun dilansir dari data OJK, penawaran umum obligasi dan sukuk  korporasi menunjukan penurunan sejak awal tahun hingga minggu ke-2 April 2020, menjadi Rp 21,35 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 24,31 triliun. 

Baca Juga: Penurunan BBM akan mendorong pasar saham

" Berarti minat masyarakat juga turun atau kemampuan masyarakat untuk menyerap surat utang itu juga turun. Duitnya sudah tidak ada," imbuh Teguh. Kondisi ekonomi yang  tidak pasti karena pandemi COVID-19 diprediksi masih akan menekan emiten, sehingga pencarian dana di pasar modal berpotensi makin sepi. 

Terkait opsi perusahaan berhutang di bank, Teguh menilai hal itu akan berat. Mengingat, sektor perbankan tengah dibayangi kredit macet karena pandemi COVID-19. Untuk saat ini, alternatif menghimpun dana yang paling memungkinkan dilakukan emiten adalah mengurangi atau bahkan menahan dividen dari laba yang dibukukan tahun 2019. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×