kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pencarian dana di pasar modal menyusut


Sabtu, 19 Juli 2014 / 06:40 WIB
Pencarian dana di pasar modal menyusut
Pengunjung mengamati mobil yang dipamerkan?di?booth Toyota Astra Motor?pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD City, Tangerang. Astra International (ASII) Bukukan Pertumbuhan Penjualan, Cermati Rekomendasi Analis.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Dityasa H Forddanta, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Pendanaan emiten melalui pasar modal sedang lesu. Ini nampak dari pencarian dana melalui beberapa opsi menyusut. Nilai penerbitan saham baru alias rights issue di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2014 mencapai Rp 15,79 triliun.

Hanya ada 12 emiten yang menjaring pendanaan melalui rights issue. Di antaranya, PT MNC Land Tbk (KPIG), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) dan sebagainya. Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2013, nilai rights issue  ini jauh lebih kecil.

Sampai pekan kedua tahun lalu, total nilai rights issue mencapai Rp 17,77 triliun. Jumlah emiten yang melakukan aksi korporasi ini mencapai 15 perusahaan.

Penurunan nilai emisi sejatinya tak hanya terjadi pada rights issue. Penerbitan saham perdana alias initial public offering (IPO)  menyusut. Sampai pekan kedua Juli, total nilai emisi IPO hanya Rp 4,14 triliun. Padahal periode yang sama tahun 2013, nilai emisi IPO mencapai Rp 12,02 triliun.

Jumlah emiten yang IPO juga menyusut. Jika di tahun 2013 mencapai 19 emiten, tahun ini, jumlah perusahaan yang listing hanya 13 emiten. Maklum, nilai emisi per emiten memang terbilang mini.

Emiten yang IPO dengan nilai besar hanya PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) sebesar Rp 1,21 triliun dan PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) sekitar Rp 541,17 miliar. Selain itu, nilai emisi IPO kurang dari Rp 500  miliar.

Penerbitan obligasi tahun ini ikut menyusut 34,13%, menjadi Rp 29,64 triliun. Padahal pada tahun 2013, pencarian dana lewat obligasi mencapai Rp 45 triliun.

Metode penerbitan obligasi pun tahun ini hanya obligasi biasa dan penawaran umum berkelanjutan (PUB). Lain dengan tahun 2013 yang hampir semua opsi ada. Seperti obligasi, PUB dan sukuk.

Tapi menurut, Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, saat ini pihaknya tengah memproses izin lima emiten untuk menerbitkan efek utang, baik dalam bentuk surat utang maupun kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA). Total nilai emisi Rp 4,43 triliun.

Dia merinci, kelima emiten itu adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Adhi Persada Properti, PT Bank Pembangunan Dareah (BPD) Sulawesi Utara (Sulut), dan KIK EBA Danareksa BMRI 01. Nilai emisi terbesar adalah penerbitan umum berkelanjutan (PUB) II tahap I BBTN. "Nilainya mencapai Rp 2 triliun," ujar dia, Jumat (18/7).

Selain BBTN, LPEI juga akan menggelar PUB tahap ke dua dengan nilai emisi sebesar Rp 500 miliar. Kemudian, BPD Sulut akan menerbitkan obligasi senilai Rp 750 miliar.  Adhi Persada dan LPEI masing-masing berencana menerbitkan sebesar Rp 500 miliar. Terakhir, KIK EBA Danareksa Bank Mandiri dengan nilai emisi mencapai Rp 686 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×