Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kebijakan tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 ASN, PPPK, Hakim, TNI-Polri, dan pensiunan. Prabowo bilang THR akan dibayarkan dua pekan sebelum hari raya idul fitri dan mulai dicairkan mulai Senin, 17 Maret 2025.
Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja Yassierli juga menyebutkan bahwa THR wajib dibayarkan paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan.
Nah, momentum pencairan THR ini tampaknya bakal mendorong pelemahan daya beli masyarakat yang terjadi belakangan ini. Dengan daya beli yang menguat, maka akan berefek positif bagi emiten konsumer di Tanah Air.
Baca Juga: Ramadan dan Lebaran Segera Datang, Saham Sektor Konsumer Ini Bisa Jadi Pilihan
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menyatakan bahwa pencairan THR berpotensi menjadi sentimen positif bagi emiten konsumer, mengingat masyarakat cenderung meningkatkan konsumsi, khususnya pada sektor bahan pangan.
Namun, dampaknya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan tidak signifikan, karena emiten di sektor konsumer umumnya memiliki kapitalisasi pasar yang tidak terlalu besar.
Selain itu, Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi emiten konsumer, seperti pelemahan rupiah yang dapat memengaruhi struktur biaya.
"Tetapi kami masih melihat adanya pertumbuhan yang positif dari sisi top line maupun bottom line," kata Azis kepada Kontan, Rabu (12/3).
Baca Juga: Pilihan Saham Konsumer yang Bakal Terpapar Momen Ramadan dan Lebaran 2025
Saat ini, valuasi emiten konsumer masih relatif murah dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir. Sebagai contoh, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) memiliki rasio P/E sebesar 11,6 kali, lebih rendah dari rata-rata lima tahunnya di 14,6 kali, sehingga masih tergolong undervalued dan menarik untuk dikoleksi.
Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, menyatakan bahwa dampak pemberian THR terhadap emiten konsumer akan lebih signifikan menjelang Lebaran. Meskipun peningkatan kinerjanya akan terbagi antara kuartal I dan kuartal II tahun 2025.
Namun, dari sisi makroekonomi, ia menyoroti potensi tekanan terhadap daya beli akibat maraknya PHK, seperti yang terjadi pada sekitar 10.000 karyawan Sritex yang kemungkinan tidak menerima THR.
"Hal ini juga akan berdampak pada pemulihan daya beli di level tertentu khususnya di sejumlah daerah," ujar Audrey kepada Kontan, Rabu (12/3).
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi emiten konsumer ialah kenaikan harga bahan baku, yang mendorong penyesuaian harga jual dan berisiko menekan volume penjualan.
Dalam menghadapi momentum Lebaran, Audrey merekomendasikan investor untuk mulai mengakumulasi beli saham emiten dengan fundamental kuat, seperti ICBP di harga Rp 14.100 dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) di Rp 3.100.
Sementara itu, Azis merekomendasikan buy untuk ICBP dengan target harga Rp 14.900 per saham.
Selanjutnya: Paylater Jadi Pilihan Utama, Transaksi Kredivo Melejit saat Ramadan
Menarik Dibaca: Ninja Xpress Bagikan Tips Jalankan Bisnis Franchise di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News