kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penawaran lelang Sukuk perdana capai Rp 59,14 triliun


Selasa, 14 Januari 2020 / 17:50 WIB
Penawaran lelang Sukuk perdana capai Rp 59,14 triliun
ILUSTRASI. Penawaran Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) perdana capai Rp 59 triliun


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atawa Sukuk Negara perdana di tahun 2020 laris manis. Selasa (14/1), berdasarkan data Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) penawaran yang masuk dalam lelang Sukuk ini mencapai RP 59,14 triliun. 

Walau mencetak rekor jumlah penawaran, pemerintah memutuskan hanya menyerap Rp 7 triliun dari lima seri yang ditawarkan. 
 
Seperti yang sudah diperkirakan, seri SBSN tenor pendek menjadi yang paling laku di lelang tersebut. Terlihat seri PBS002 yang jatuh tempo pada 15 Januari 2022 menjadi SBNS yang paling besar penawarannya yakni mencapai Rp 22,18 triliun. Disusul, seri SPSN15072020 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2020 mendapatkan penawaran hingga Rp 21,15 triliun 

PBS026 dengan jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 mendapat penawaran Rp 12,43 triliun, dan PBS005 yang mendapatkan penawaran terendah dengan Rp 3,38 triliun. 

Namun, PBS026 menjadi seri yang paling besar dimenangkan oleh pemerintah, yakni Rp 2,45 triliun. Sementara PBS002 hanya sebesar Rp 1,55 triliun. Sementara seri SPSN15072020 yang dimenangkan Rp 1,5 triliun. Jumalh ini sama seperti nominal yang dimenangkan untuk PBS005. 

Baca Juga: Imbal hasil SUN sentuh level terendah di tengah konflik panas AS dan Iran

Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C Permana mengatakan, tingginya permintaan pada tenor jangka pendek didorong oleh real yield SBNS yang masih tergolong menarik

“Ini juga karena cost of fund yang lebih rendah,” kata dia, Selasa (14/1). 

Selain karena imbal hasil yang lebih pasti, tenor pendek juga memiliki risiko yang lebih rendah. Apalagi di tengah ketidakpastian kondisi global yang dapat terjadi secara spontan.

Baca Juga: Lelang SUN perdana sukses berkat kombinasi sentimen eksternal dan internal

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menambahkan, jumlah penawaran yang masuk kali ini sebenarnya wajar. Terlebih biasanya di awal tahun, investor dan manajer investasi berlomba-lomba masuk ke pasar obligasi guna mengocok ulang portofolionya.

Selain itu, permintaan yang tinggi terhadap SBSN didorong oleh kondisi perekonomian global yang berangsur kondusif. Seperti yang diketahui Rabu (15/1), kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China akan ditandatangani. Kesepakatan tersebut menjadi stimulus bagi perekonomian global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×