Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penantian para investor terhadap kelangsungan agenda Federal Open Market Committee (FOMC) akan mempengaruhi arah rupiah pada perdagangan Senin (29/7).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail Zaini menyampaikan, agenda FOMC yang berlangsung 31 Juli nanti menjadi sangat krusial lantaran The Federal Reserves berpeluang besar memangkas suku bunga acuan AS.
Baca Juga: Menanti pengumuman The Fed, simak rekomendasi analis terhadap pergerakan IHSG
Potensi ini kian besar jika merujuk pada hasil data awal pertumbuhan ekonomi AS di kuartal II-2019 yang hanya naik 2,1% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan capaian di periode yang sama di tahun lalu sebesar 3,1% (yoy).
Hasil ini membuat ancaman perlambatan ekonomi di negeri Paman Sam kian terlihat.
Baca Juga: BI: Nilai tukar rupiah masih bergerak stabil
“Data PDB AS dapat menjadi acuan seberapa banyak The Fed akan menurunkan suku bunga acuan saat FOMC nanti,” kata dia.
Praktis, sentimen eksternal ini akan mendominasi pergerakan rupiah sepanjang esok hari. Ini mengingat belum ada sentimen atau data ekonomi baru dari dalam negeri hingga akhir bulan nanti.
Menurut perkiraan Mikail, rupiah berpotensi menguat di rentang Rp 13.900 - Rp 14.000 pada perdagangan besok.
Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Belum Ada Sentimen Positif dari Dalam Negeri
Sebagai informasi, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,23% ke level Rp 14.009 per dollar AS pada perdagangan Jumat lalu. Sepanjang pekan lalu, rupiah terkoreksi 0,50%.
Adapun kurs tengah rupiah di Bank Indonesia terkoreksi 0,10% ke level Rp 14.001 per dollar AS pada Jumat lalu. Sedangkan dalam satu pekan terakhir, rupiah mengalami depresiasi sebesar 0,63%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News