Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan Amerika Serikat dan China yang kembali memanas setelah muncul kasus ekstradisi petinggi Huawei, Meng Wanzhou. Respons pelaku pasar terhadap peristiwa tersebut justru menguatkan dollar AS.
Mengutip Bloomberg, di pasar spot, rupiah tercatat melemah 0,50% ke Rp 14.553 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah menguat 0,15% ke Rp 14.517 per dollar AS.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan pelemahan rupiah hari ini mayoritas dipengaruhi oleh sentimen eksternal, yaitu hubungan China dan AS yang kembali memanas.
Sementara, dari dalam negeri belum ada data signifikan yang keluar.
"Pelemahan rupiah masih dipengaruhi persoalan perang dagang seiring dengan penangkapan Direktur Keuangan Huawei, ini masih jadi perhatian pasar," kata David, Senin (10/12).
Dollar AS bergerak menguat hari ini juga dipengaruhi oleh data ekonomi AS, seperti data pengangguran yang turun jadi 5,6% di November dari 5,8% di Oktober.
Untuk pergerakan rupiah di Selasa (11/12), David memproyeksikan akan bergerak cenderung stabil di rentang Rp 14.500 per dollar AS hingga Rp 14.600 per dollar AS. "Sentimen yang mempengaruhi untuk besok, masih sama yaitu, perang dagang," kata David.
Sementara, dari dalam negeri, belum ada data yang signifkan bisa menyokong rupiah. Dari domestik pelaku pasar masih menunggu data perdagangan dan BI rate di pertengahan bulan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News