CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemulihan ekonomi bisa mendorong pencarian dana di pasar modal


Selasa, 17 November 2020 / 19:21 WIB
Pemulihan ekonomi bisa mendorong pencarian dana di pasar modal
ILUSTRASI. Karyawan memotret layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten berencana untuk melakukan aksi korporasi di pengujung tahun ini. Mulai dari rights issue hingga penerbitan obligasi, pencarian dana di pasar modal masih semarak.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas, pencarian dana yang dilakukan emiten di pengujung tahun ini sudah cukup tepat.  Sebab, indikasi pemulihan perekonomian sudah terlihat seiring dengan adanya perkembangan vaksin. Alhasil, penyerapan surat utang maupun saham baru yang diterbitkan emiten menjadi lebih optimal.

“Apalagi untuk tujuan ekspansi. Ini bisa jadi momentum yang tepat. Karena ketika ekonomi bisa pulih kembali, emiten tinggal merasakan manfaat dari ekspansi tersebut,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (17/11).

Baca Juga: Kompak naik, kinerja sektor konstruksi baru akan pulih di pertengahan 2021

Investor pun patut mencermati kondisi rasio keuangan emiten khususnya yang getol menerbitkan obligasi. Meski demikian, Sukarno menyebut level rasio DER setiap industri memiliki perbedaan. Untuk emiten di industri yang bergerak di sektor selain perbankan, konstruksi, dan infrastruktur, batas aman DER berada di level 1 kali sampai 2 kali. Namun, akan lebih bagus jika level DER di bawah 1 kali.

Sederhananya, investor bisa membandingkan DER emiten dengan DER rata-rata industri. Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menyebut, hal ini karena beberapa industri cukup mengandalkan utang sebagai pembiayaan.

Jika dilihat dari rasio, Zamzami lebih  cenderung menggunakan net debt to equity ratio, yang mengurangkan posisi cash daripada utang. Jika rasio ini berada di atas 1, maka  kurang disukai investor. Kemudian, investor juga bisa membandingkan rasio kemampuan membayar bunga seperti Interest Coverage Ratio, yakni dengan membandingkan EBITDA  dengan jumlah bunga pinjaman. Umumnya, jika menghasilkan rasio 2 kali sampai 3 kali maka bisa dibilang cukup baik.

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjadi salah satu emiten yang akan menerbitkan obligasi. Direktur Keuangan BRPT David Kosasih pun berharap obligasi yang diterbitkan bisa terserap dengan maksimal. “Tentunya kami optimis obligasi akan terserap,” terang David.

Baca Juga: Efektivitas vaksin corona mendorong IHSG menguat hari ini, Selasa (17/11)

Untuk diketahui, BRPT akan menerbitkan obligasi dengan Jumlah Pokok Rp 386,52 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) melalui Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2019 dengan target dana yang dihimpun mencapai  Rp 1,5 triliun.

Adapun seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi ini, akan digunakan emiten ini untuk membayar sebagian utang (refinancing) dari pinjaman sebesar US$ 200 juta. Oleh karena itu, David menegaskan tidak ada penambahan profil utang. BRPT pun senantiasa menjaga kondisi neraca keuangan.

“Tentunya kami selalu memperhatikan dan menjaga struktur permodalan dan balance sheet yang kuat,” ujar Dia.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×