kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemodal Kini Lebih Ketat Menggelontorkan Dana di Kripto


Jumat, 05 Agustus 2022 / 16:45 WIB
Pemodal Kini Lebih Ketat Menggelontorkan Dana di Kripto
ILUSTRASI. Industri aset kripto dan blockchain masih menarik minat investor modal ventura.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri aset kripto dan blockchain masih menarik minat investor modal ventura atau venture capital (VC), meski market sedang lesu.

Menurut Dove Metrics, ada 160 investasi publik oleh modal ventura kripto bulan Juli lalu dengan total pendanaan US$ 1,91 miliar. JP Morgan mencatat, investasi VC di industri kripto dan blockchain telah mencapai US$ 18,3 miliar hingga saat ini. Investasi kripto dan blockchain ini hampir tiga kali lipat jumlah yang diinvestasikan pada tahun 2020.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, walau pasar kripto tengah bearish, minat pemodal untuk mendanai startup atau proyek blockchain masih tinggi. Menurut dia, saat ini adalah waktu yang tepat untuk menentukan startup atau proyek kredibel dan memiliki fundamental yang kuat untuk diinvestasikan.

Baca Juga: Banyak Sentimen Negatif, Simak Prospek Aset Kripto

"Crypto winter tidak menumpulkan selera investasi venture capital. Saya melihat modal tersedia dan bisa digunakan untuk investasi di startup kripto atau blockchain lainnya. Namun, beberapa venture capital kini lebih selektif untuk menentukan startup atau proyek mana yang akan mereka danai," kata Manda dalam rilis, Jumat (5/8). 

Menurut Manda, venture capital akan melakukan due diligence yang lebih ketat dalam membuat keputusan menggelontorkan dana mereka. Perubahan perilaku venture capital ini sedikit berpengaruh melihat kondisi pasar dan risiko ekosistem kripto dan blockchain yang masih pada masa tahap awal perkembangan.

"Saat ini venture capital harus lebih berhati-hati dalam melakukan pendanaan ke startup atau proyek kripto maupun blockchain. Banyak dari mereka telah melihat nilai investasi dan reputasi bisa anjlok karena proyek yang mereka promosikan secara aktif gagal seperti kasus Terra yang menghantam seluruh industri kripto," kata Manda.

Baca Juga: Aset Kripto Belum Mampu Pulih

Tidak hanya venture capital, perusahaan besar atau institusi lainnya juga mulai mantap memasuki industri kripto dan blockchain. Terbaru BlackRock yang kini siap memberikan klien investor institusionalnya mereka akses ke investasi aset kripto.

Di Indonesia, sudah ada beberapa perusahaan besar yang sedang menjajaki pengembangan bisnis dengan memanfaatkan teknologi blockchain yang memiliki keunggulan transparansi, kecepatan transfer data, tingkat keamanan yang tinggi dan interoperabilitas.

"Jadi, meski market kripto secara khusus sedang lesu, teknologi backbone-nya, yaitu blockchain masih menjanjikan untuk jangka panjang. Ini seperti revolusi internet di tahun 1990-an lalu," pungkas Manda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×