kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah mendorong penggunaan sistem resi gudang untuk pelaku usaha komoditas


Selasa, 16 Maret 2021 / 20:54 WIB
Pemerintah mendorong penggunaan sistem resi gudang untuk pelaku usaha komoditas
ILUSTRASI. Pelaku usaha komoditas yang memanfaatkan sistem resi gudang (SRG) semakin meningkat.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha komoditas yang memanfaatkan sistem resi gudang (SRG) semakin meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan SRG. 

“Upaya pemerintah memperkuat implementasi SRG tahun 2021 ini meliputi penambahan komoditas yang dapat diresigudangkan, penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan mengenai skema subsidi resi gudang, dan percepatan beroperasinya Lembaga Pelaksanaan Penjaminan Sistem Resi Gudang,” kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam keterangan tertulis, Selasa (16/3).

Menurut Wamendag Jerry, penggunaan SRG dapat meningkatkan kesejahteraan petani, petambak, nelayan, peternak, dan pelaku usaha mikro kecil, terutama yang bergerak di sektor komoditas. Pemanfaatan SRG juga ditargetkan dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di daerah, yang juga akan berkontribusi terhadap pemulihan perekonomian nasional.

Peningkatan partisipasi pelaku usaha dan kelembagaan di SRG berdampak langsung terhadap nilai pemanfaatan SRG yang menunjukkan pertumbuhan positif. Pada tahun 2020, nilai transaksi resi gudang tercatat mencapai Rp 191,2 miliar atau tumbuh 72% dibandingkan dengan 2019. Nilai pembiayaan dengan jaminan resi gudang juga meningkat 84% dibandingkan dengan 2019 menjadi senilai Rp 117,7 miliar.

Baca Juga: Pengamat: Pemda perlu dilibatkan dalam upaya optimalisasi sistem regi gudang

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) telah menandatangani nota kesepahaman Pemanfaatan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas dalam Mendukung Terwujudnya Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Nasional. “Saya harap implementasi SRG di daerah tidak hanya berjalan di gudang SRG dari dana pemerintah, namun semakin luas dengan gudang yang dimiliki pelaku usaha di daerah. Sehingga, manfaat SRG akan semakin luas dinikmati masyarakat,” imbuh Jerry.

SRG telah dilaksanakan di 99 kabupaten/kota di 23 provinsi di Indonesia. Saat ini telah tercatat 198 gudang SRG baik itu milik pemerintah maupun milik swasta. Selain itu, terdapat 91 pengelola gudang SRG yang telah mendapatkan persetujuan dari Bappebti. Terdapat juga 60 Lembaga Penilaian Kesesuaian SRG yang mendukung pelaksanaan SRG di Indonesia.

Jerry bilang, gudang-gudang SRG dan sarana yang dibangun pemerintah tersebut ditujukan untuk mempercepat dan memperluas implementasi SRG di Indonesia. Hal ini diharapkan juga akan diikuti sektor swasta dalam penerapan SRG di gudang yang dimilikinya. Dengan perluasan implementasi SRG maka manfaat pembiayaan dan akses pasar akan semakin banyak yang merasakan manfaatnya.

Baca Juga: Jamkrindo jamin 755.285 debitur program PEN

Komoditas yang dapat diresigudangkan saat ini mencapai 18 komoditas, yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang Dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang. Komoditas-komoditas tersebut adalah gabah, beras, jagung, kopi, kakao, karet, garam, lada, pala, ikan, bawang merah, rotan, kopra, teh, rumput laut, gambir, timah, ayam beku karkas. Penambahan komoditas yang dapat diresigudangkan perlu memenuhi persyaratan mampu disimpan minimal 3 bulan, memiliki standar mutu, dan minimum jumlah barang yang disimpan.

Lebih lanjut, Jerry melihat Jawa Tengah adalah salah satu sentra produksi dengan banyak komoditas yang dapat diresigudangkan. Oleh karena itu, Jawa Tengah dinilai potensial sebagai provinsi yang mengimplementasikan SRG. 

Di Jawa Tengah, Kemendag telah memberi bantuan 15 gudang SRG beserta fasilitasnya. Gudang-gudang tersebut tersebar di Wonogiri, Grobogan, Kebumen, Demak (2 gudang), Pekalongan, Jepara, Cilacap, Purworejo, Brebes, Kudus (2 gudang), Blora, Banjarnegara, dan Pemalang.

Baca Juga: 100 domain diblokir, Bappebti tegas awasi perdagangan berjangka komoditi

Kepala Bappebti Sidharta Utama menyampaikan, saat ini penerbitan resi gudang di Jawa Tengah mencapai 392 resi gudang dengan nilai mencapai Rp76,4 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 248 resi gudang telah mendapatkan pembiayaan dari bank dengan nilai Rp44,6 miliar.

“Dengan potensi pemanfaatan SRG yang demikian besar, kita harapkan peningkatan kinerja SRG di Jawa Tengah meningkat signifikan. Pada akhirnya, kesejahteraan petani serta menggerakkan pertumbuhan ekonomi di daerah yang ikut memulihkan perekonomian nasional akan meningkat,” kata Sidharta.

Pemanfaatan SRG di Jawa Tengah mulai dari pemanfaatan sampai pembiayaan sudah diterapkan di Wonogiri, Grobogan, Kebumen dan Cilacap. Sementara itu daerah yang masih berupaya mengimplementasikan secara maksimal adalah Kudus, Jepara, Demak, Pekalongan, Purworejo, Blora, Pemalang, Banjarnegara, dan Brebes.

Sidharta berharap, kepala daerah dapat mendukung implementasi SRG di daerah masing-masing melalui kebijakan yang mendorong pemanfaatan SRG, dukungan infrastruktur, pembentukan kelembagaan SRG, serta koordinasi aktif antarpemangku kepentingan dalam SRG.

Baca Juga: Jelang panen padi, KBI dorong pemanfaatan resi gudang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×