kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Pemda perlu dilibatkan dalam upaya optimalisasi sistem regi gudang


Jumat, 12 Maret 2021 / 12:18 WIB
Pengamat: Pemda perlu dilibatkan dalam upaya optimalisasi sistem regi gudang
Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), saat meninjau gudang kopi di Aceh yang termasuk dalam Sistem Resi Gudang.


Reporter: Achmad Jatnika, Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimalisasi penggunaan sistem resi gudang di Indonesia terus dijalankan guna menghasilkan dampak yang optimal. Pasalnya, penggunaan resi gudang dapat memberi manfaat kepada para petani. Agar bisa semakin maksimal, pemerintah daerah juga dinilai perlu dilibatkan dalam implementasi pemanfaatan resi gudang.

Terkait pemanfaatan resi gudang di Indonesia, data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI yang berperan sebagai pusat registrasi resi gudang menyebutkan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2010 – 2020), telah tercatat sebanyak 3.831 resi gudang, dengan volume 121,1 ton senilai Rp 956,9 miliar. Adapun dari sisi pembiayaan, sepanjang periode tersebut tercatat pembiayaan sebesar Rp. 520,2 miliar.

Khusus di tahun 2020, resi gudang yang telah diregistrasi di pusat registrasi resi gudang tercatat sebanyak 427 resi gudang, dengan total volume 9,5 ton senilai Rp 200,7 miliar. Sedangkan terkait pembiayaan, sepanjang tahun 2020 total pembiayaan resi gudang mencapai Rp. 93,6 miliar. Kementerian Perdagangan untuk tahun 2021 menargetkan peningkatan peningkatan pemanfaatan resi gudang sebesar 7%.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No 33 tahun 2020, tentang Barang yang Dapat Disimpan di Gudang dalam rangka Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang, saat ini terdapat 18 jenis komoditas yang masuk dalam skema sistem resi gudang, yaitu gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, gambir, teh, kopra, timah, bawang merah, ikan, pala, dan ayam karkas beku. 

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, sebagai pusat registrasi resi gudang, tentunya sudah menjadi tugas dari KBI untuk melakukan sosialisasi terkait pemanfaatan resi gudang ini kepada masyarakat. 

Baca Juga: Jelang panen padi, KBI dorong pemanfaatan resi gudang

“Untuk itu, KBI secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dengan para pemangku kepentingan lainnya. Tantangannya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait manfaat dari resi gudang ini. Melihat luas wilayah Indonesia serta berbagai komoditas di dalamnya, kami optimistis ke depan pemanfaatan resi gudang akan terus meningkat,” ujar Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (12/3)

Pengamat Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Lukman Hakim mengatakan, sistem resi gudang jika dimanfaatkan para petani akan mampu menjadi pendorong bagi ekonomi masyarakat. Hal ini dikarenakan, resi gudang merupakan sebuah keniscayaan untuk melindungi petani dan jaminan ketersediaan pangan. 

“Di beberapa negara maju, resi gudang sudah beroperasi lebih dari 100 tahun yang membuktikan resi gudang ini bagi petani sangat penting. Problem di Indonesia, para petani skala produksi kecil dan tidak mau repot, lebih memilih menjual ke pengijon atau pedagang besar yang langsung mendatanginya,” jelas Lukman

Oleh karena itu, Lukman menilai perlu langkah strategis untuk terus mensosialisasikan resi gudang ini oleh semua pemangku kepentingan. Misalnya, dengan mengangkat praktek-praktek resi gudang terbaik di beberapa tempat yang bisa diduplikasi oleh petani atau Gapoktan di daerah lain. 

Berikutnya adalah kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan, yang utama mengajak pemerintah kabupaten yang memang bisa langsung mempersuasi dan mengeksekusi dalam bentuk program kerja.

Menanggapi hal tersebut, Fajar bilang bahwa KBI sudah gencar dalam melakukan sosialisasi penggunaan resi gudang. Selain sosialisasi, KBI juga telah menyiapkan sistem registrasi yang lebih modern yaitu IS-Ware NextGen. 

“Jadi ini sebuah aplikasi yang berbasis teknologi Blockchain dan Smart Contract. Diharapkan akan memberikan kemudahan bagi bagi para petani dan pemilik komoditas untuk melakukan registrasi,” pungkas Fajar.

Selanjutnya: Wamendag ajak Bank BRI gerakkan Sistem Resi Gudang (SRG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×